Ada 500 Kasus DBD di Kota Pekanbaru, Kadiskes: Lingkungan Kurang Bersih

Nyamuk-Aedes-aegypti5.jpg
(pixabay.com)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru sudah lebih dari 500 kasus walau belum satu tahun berjalan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy mengatakan, kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan. Akibatnya, populasi nyamuk pun bertambah.

Ia menyebut, 70 persen penyebab kasus DBD meningkat karena faktor lingkungan. "DBD banyak terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang terjaga kebersihannya," paparnya, Senin 19 September 2022.

Ia mengatakan, dengan dengan rutin menggelar gotong royong di lingkungan bisa mencegah munculnya DBD. Masyarakat bisa menyingkirkan sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk.

"Sampah seperti botol bekas, ban bekas hingga tempat makan atau minuman ternak. Nyamuk bakal bersarang di sana. Ditambah banyak sampah dan penampungan air," ujarnya.

Pihaknya juga melanjutkan sejumlah program, di antaranya mengoptimalkan kader jumantik. Dirinya menyadari bahwa para kader jumantik bersama tim dinas di lapangan belum bertugas secara maksimal.

"Kita sudah memberi pelatihan kepada kader jumantik rumah tangga dan di sekolah," paparnya.



Zaini menyebut bahwa kader jumantik sudah tersebar di 15 kecamatan. Pihaknya juga rutin menyasar lingkungan yang terdapat kasus DBD dengan program fogging atau pengasapan.

Namun, lanjutnya, fogging bukan cara utama mencegah DBD. Ia menyebut bahwa fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.

"Bisa juga gunakan bubuk abate, nanti disebar di tempat penampungan air sesuai dosis. Ini bisa mencegah jentik nyamuk, masyarakat bisa mendapatkannya di puskesmas," jelasnya.