Operator Sampah Curhat Soal Ini ke Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun

sampah-menumpuk.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru belum optimal. Padahal pihak ketiga yang bekerjasama dengan Pemko Pekanbaru dalam pengelolaan sampah sudah bekerja enam bulan.

 

Ada dua perusahaan pemenang tender yang menjadi mitra angkutan sampah. Keduanya yakni PT Godang Tua Jaya dan PT Samhana Indah.

 

Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun menegaskan bahwa pemerintah kota sudah berupaya membenahi satu persatu permasalahan di Kota Pekanbaru, termasuk permasalahan sampah.

 

 

Dirinya mengatakan bahwa pemerintah kota sudah memanggil dua operator angkutan sampah yakni PT Samhana Indah dan PT Godang Tua Jaya pada 8 Juli 2022 lalu.

 

Ia mengingatkan keduanya tentang kontrak bersih Kota Pekanbaru dalam perjanjian sebagai operator angkutan sampah. Mereka mesti memastikan sampah terangkut dari pemukiman hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

 


"Kita bertanya masalahnya apa, ternyata ada yang cuma punya sembilan mobil kecil, sanggup untuk Kota Pekanbaru," tegasnya.

 

Muflihun mengatakan bahwa permasalahan lainnya yakni banyak angkutan mandiri mengangkut sampah di pemukiman. Mereka juga memungut retribusi sampah tapi membuang sampah di sembarangan titik.

 

"Kami coba bicarakan, kami sudah deklarasi Pekanbaru Bebas Sampah bersama forkopimda, sama agar permasalahan sampah ini tuntas," ujarnya.

 

Dirinya menyatakan bahwa dalam tiga bulan pertama ini ada evaluasi. Ia menyebut dari 91 titik tumpukan sampah dalam tiga bulan ini ditargetkan tuntas 30 persen hingga 40 persen.

 

Kondisi sampah menumpuk masih terlihat di sejumlah wilayah kota. Pemerintah Kota Pekanbaru sudah menggelontorkan anggaran hingga puluhan miliar rupiah untuk dua operator angkutan sampah dari wilayah kecamatan ke TPA Muara Fajar.

 

Anggaran yang digelontorkan untuk kedua operator itu hampir mencapai Rp 56 Miliar. Muflihun menegaskan bakal mencopot dua perusahaan pengangkut sampah jika tidak mampu bekerja sesuai kontrak.

 

"Kita akui bersama, sampai dengan hari ini kondisi Pekanbaru masih banyak sampah yang bertumpuk. Saya bertanya kepada pihak ketiga, ketika neken kontrak apa sudah dibaca?," ujar Muflihun, Jumat 10 Juni 2022.

 

Menurutnya, persoalan sampah hingga kini tak kunjung bisa ditangani dan terus dikeluhkan masyarakat. Apalagi titik tumpukan sampah cukup banyak di Kota Pekanbaru.

 

Muflihun menyebut bahwa dirinya tidak ingin dievaluasi hanya karena tidak tuntas menyelesaikan permasalahan sampah di Pekanbaru. Ia pun menegaskan kepada operator agar bekerja sesuai kontrak.

 

"Saya pendatang baru, saya ingin membenahi sampah. Daripada saya dievaluasi karena sampah, lebih bagus saya evaluasi perusahaan yang tidak mampu, saya tegas saja," pungkasnya.