RIAUONLINE, PEKANBARU - Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) kerap terjadi di Simpang 4 Jalan Garuda Sakti, Panam. Sehingga, orang-orang sekitar menyebut lokasi tersebut sebagai simpang 4 maut.
Baru-baru ini, seorang bocah perempuan SDN 37 Pekanbaru bernama Inaya meninggal dunia usai terlindas truk tangki di Simpang 4 Garuda Sakti, Pekanbaru, Sabtu, 25 Juni 2022.
Motor yang dikendarai orangtuanya, Pani Maninaldi (40) terseret truk tangki, hingga motor Revo yang dinaiki Inaya masuk dalam kolong mobil.
Kejadian lakalantas ini bukan kali pertama, sebelumnya pada medio Maret 2022 juga ada pengendara sepeda motor yang meninggal di tempat usai ditabrak truk.
Seringnya lakalantas terjadi di lokasi itu, warga Pekanbaru meminta, bahkan memohon kepada aparat kepolisian khususnya Satlantas dan Dinas Perhubungan untuk mengatasi masalah ini.
"Tolonglah bagi dinas terkait, jalan di sana dekat dengan sekolah mobil besar tolong diawasi masuk kota, bahaya buat anak-anak pulang sekolah. Apalagi pada jam pulang," ujar Warga, Meuthia Iskandar.
Tidak hanya Meuthia, warga Pekanbaru lainnya, Winda juga meminta aparat untuk lebih serius mengatasi permasalahan ini.
"Tolonglah dinas terkait tertibkan kendaraan seperti ini (truk), jangan terus ada korban, terlalu banyak persoalan di Pekanbaru. Masalah sampah belum usai timbul lagi masalah ini. Mohon perhatian bagi dinas terkait," pungkasnya.
Sebelumnya, siswa SDN 37 di Jalan Garuda Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru tewas dalam kecelakaan lalu lintas, Sabtu, 25 Juni 2022.
Anak perempuan bernama Inaya yang baru saja menerima rapor dan naik kelas 3 berboncengan dengan orangtuanya terlibat insiden tabrakan dengan mobil truk tangki saat hendak berbelok di Simpang 4 Garuda Sakti.
Kepala Sekolah SDN 37 Pekanbaru, Yuni Yanti membenarkan bahwa ada siswanya yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Simpang Garuda.
"Iya, Inaya ini selesai ambil rapor bersama keluarganya. Setelah ambil rapor itu, mereka lalu pulang menggunakan sepeda motor, dan baru dapat info kejadian kecelakaan dan murid kami meninggal dunia," ujar Yuni.
Yuni juga menjelaskan bahwa Inaya semula akan melanjutkan pendidikan di kelas 3 SD, namun Tuhan berkehendak lain, Inaya dijemput oleh Yang Maha Kuasa sebelum mengikuti pendidikan di kelas 3 SD.
"Jadi Inaya ini memang mau naik kelas 3. Kami tahu cuma Inaya ini saja yang meninggal, untuk orangtua dengan adiknya cuma tahu dibawa ke rumah sakit saja, selanjutnya polisi yang ngurus," pungkasnya.