Geng Motor di Pekanbaru Resahkan Warga, Kriminolog: Mereka Ingin Ditakuti

Geng-Motor.jpg
(Kriminologi.id via Liputan6.com)


RIAUONLINE, PEKANBARU - Aksi kejatahan geng motor terekam CCTV di Jalan Tuanku Tambusai tepatnya depan Toko Emas Nirwana, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Minggu, 5 Juni 2022 mulai meresahkan warga.

Aksi geng motor ini tertangkap CCTV tengah melakukan penganiayaan terhadap seorang bocah laki-laki inisial SH berusia 16 tahun.

Beruntung korban tidak mengalami luka parah, hanya memar pada bagian kepala dan sudah kembali pulang usai dilarikan ke RS.

Terkait hal tersebut Dosen Universitas Islam Riau (UIR) sekaligus pengamat Kriminolog, Syahrul Akmal Latif menilai tujuan para pelaku yaitu untuk mendapatkan pengakuan publik.

Sasaran dari target kesadisan kelompok ini tak memilih-milih korban, tujuannya untuk dapat diakui dan ditakuti.

"Dalam teori lower class culture, yang penting bagi pelaku itu untuk bagaimana mendapatkan pengakuan dari publik. Makanya target kesadisan begal sekarang tanpa ada memilih korban. Tujuannya untuk bisa diakui dan takuti," terang Syahrul kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 6 Juni 2022.

Sebab menurutnya tindakan kekerasan dan sadis terhadap seseorang itu biasanya ada target operasi. Namun di kasus ini, pelaku baru di tahap mendeklarasi keberadaan mereka agar mendapatkan pengakuan masyarakat seolah mereka orang yang ditakuti.


"Ini sesuatu yang tak seharusnya dilindungi. Tak boleh ada perlindungan. Karena tak ada klausul hukum yang melindungi penjahat," terangnya.

 

 

Sebagai antisipasi hal-hal serupa dapat terjadi lagi, menurutnya langkah yang tepat yaitu pihak kepolisian dapat mengintensifkan patroli. Tujuannya agar membuat gerak ruang para pelaku terhimpit.

"Perventif pencegahan itu ada di tingkat rutinitas patroli," ucapnya.

Selain itu Bhabinkamtibmas perlu pula mensosialisasikan ke masyarakat agar tak melewati jalan-jalan sepi pada waktu rawan apabila tak ada kepentingan yang mendesak.

Ditambah pula masyarakat jangan membawa barang-barang yang berpotensi mengundang para pelaku kejahatan.

"Masyarakat juga harus waspada, artinya tingkat rutinitas dan mobilitas mesti dikondisikan. Seperti kejadian baru-baru ini, tak perlu lah keluar malam-malam bila tak ada yang penting," sebutnya.

"Diperlukan atensi kepolisian untuk kerap melakukan patroli malam dan Bhabinkamtibmas juga mensosialisasikan ke masyarakat. Intinya, kita mesti bersinergi antara masyarakat dan aparat untuk saling meningkatkan tingkat kewaspadaan," pungkas Syahrul.