Kasus PMK pada Hewan, Dinas PKH: Tidak Menular ke Manusia

Ternak-Sapi.jpg
(Istimewa/Kementan)


RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau drh Fara Linda Sari mengatakan, penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebar pada hewan, tidak menular ke manusia.

Penularan PMK ini hanya terjadi kepada hewan. Penularannya bisa melalui darah, daging, dan air susu dari ternak yang terinfeksi.

“Tidak menular ke manusia. Menularnya ke sesama hewan ternak,” katanya.

Meski penularan PMK tidak terjadi ke manusia, Fara mengimbau kepada masyarakat agar saat memasak daging, harus hingga matang. Hal ini agar virus-virus yang ada didalam daging tersebut mati dan aman untuk di konsumsi.

Sementara itu, untuk gelaja PMK pada hewan ternak adalah, demam, terdapat luka pada bagian mulut dalam dan kaki, serta produksi air liur yang berlebihan.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau Herman mengatakan, sudah ditemukan lima kasus hewan ternak yang positif terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sebelumnya lima kasus ini terdapat di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Hal ini diketahui, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke Balai Veteriner Bukittinggi Sumatera Barat (Sumbar).


 

 

Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau membentuk tim satgas penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Dibentuknya tim ini mengantisipasi penyebaran PMK pada hewan ternak, seperti sapi dan kerbau," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman, Kamis, 26 Mei 2022.

Herman menjelaskan, penyebaran PMK ini lebih cepat daripada penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit benjolan.

Lebih lanjut, untuk mengantisipasi masuknya sapi dari luar provinsi, tidak hanya mengandalkan posko pemeriksaan hewan ternak Dinas PKH Riau. Namun, harus melibatkan kabupaten/kota.

Untuk itu, pihaknya akan mengumpulkan dinas peternakan kabupaten/kota untuk membahas antisipasi penyebaran di daerah. Adapun lima kasus di Rohul itu, setelah ditelusuri ternyata sapi berasal dari Sumatera Utara (Sumut).

"Kalau sama-sama bergerak, maka kita lebih cepat mendeteksi hewan ternak yang terpapar PKM," pungkasnya.