Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan (AMPP) melakukan aksi unjuk rasa di halaman Kantor DPRD Kota Pekanbaru.
(muthi/RIAUONLINE)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Rencana alih fungsi SDN 01 Pekanbaru menjadi pasar mendapat reaksi keras dari para wali murid. Mereka pun kembali menggelar aksi di depan sekolah guna menuntut pembatalan kebijakan tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas mengimbau agar para wali murid tidak khawatir dengan kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Apalagi rencana pemindahan murid ke sekolah lain masih belum dilakukan.
"Mereka masih tetap belajar di sana, masih tetap belajar tetap belajar seperti biasa," terangnya, Senin 3 Januari 2022.
Ia mengatakan bahwa pihaknya bakal melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum proses pemindahan murid di sekolah itu. Ia menegaskan bahwa proses pemindahan tidak dilakukan begitu saja.
Pemindahan murid juga seiring dengan pemindahan guru serta tenaga pendukung lainnya di sekolah itu.
Pihaknya masih belum mendapat arahan terkait alih fungsi sekolah di Jalan Ahmad Yani, Kota Pekanbaru.
Mereka masih mendata para murid dan guru di sekolah itu. Rencananya, para murid dipindahkan ke sekolah yang posisi dekat SDN 1 Pekanbaru dan dekat dari tempat tinggalnya.
Sejumlah wali murid bersama Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan (AMPP) melakukan aksi unjuk rasa di halaman Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin sore.
“Pembangunan pasar yang sekarang ini tidak berguna, karena pembangunan yang lama tidak terpakai. Jadi pembangunan sia-sia. Mari gunakan akal sehat pak wali,” kata salah seorang wali murid, Mardiani.
Menurut Mardiani adalah SD yang bersejarah di Kota Pekanbaru. SDN 01 sudah berdiri 65 tahun. Dirinya meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru jangan lagi melakukan alih fungsi bangunan SDN 01 ini.
“Kedzoliman kedua kali, masyarakat bergerak. Jadi tidak ada lagi kedzoliman untuk kami rakyat. Jangan hanya mementingkan kaum kapitalis. Kaum pemodal saja. Sekarang ini masa pandemi, bukan waktunya bapak wali kota melakukan pembangunan pasar,” pungkasnya.
Dalam aksi tersebut, para murid tampak membawa spanduk yang bertuliskan 'jangan jual sekolah kami. Katanya kota Madani, kok mada'. Ada juga yang menulis 'Aliansi masyarakat peduli pendidikan, tamaknya & rakusnya penguasa. Katanya Madani. Bacot!!', 'Kami ingin sekolah, pak'.