RIAUONLINE, PEKANBARU-Gubernur BEM FISIP UNRI, Yazid saat dihubungi riauonline.co.id mengatakan mereka akan mengawal penyelesaian kasus pelecehan di kampus hingga menemui titik terang.
Meskipun mereka telah menggelar aksi di depan Rektorat UNRI pada Jumat 6 November 2021, BEM masih akan mengawal kasus tersebut. Apalagi saat ini oknum dekan yang diduga melakukan pelecehan juga melapor ke pihak kepolisian.
"Akan ada aksi lanjutan terhadap penyelesaian kasus yang memang sudah meresahkan," terangnya saat diwawancarai riauonline.co.id, Minggu 7 November 2021.
Yazid menyebut, saat aksi kemarin mereka menghimpun seluruh mahasiswa FISIP UNRI. Ia membeberkan massa aksi sebanyak 150 lebih.
"Kami mengajak seluruh mahasiswa FISIP karena merasakan bahwa aksi ini murni atas dasar kemanusiaan dan keresahan atas kasus yang terjadi," ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa aksi unjuk rasa kemarin berjalan kondusif. Mereka bisa menyuarakan aspirasi hingga kemudian pejabat kampus menemui mereka.
"Alhamdulillah situasi berjalan kondusif. Segala aspirasi mendapat solusi dalam penyelesaian kasus-kasus pelecehan yang terjadi," ujarnya.
Usai menyampaikan aspirasi, pihak kampus akhirnya menemui rombongan mahasiswa yang sudah berkumpul di depan gedung Rektorat UNRI. Wakil Rektor (WR) II Universitas Riau (UNRI) menjadi juru bicara kepada massa aksi.
"Melihat dari tanggapan pihak kampus, maka kami merasa terjamin. Namun Kami tentunya mengawal jaminan dari pihak kampus dan tindakan nyata dalam investigasi kasus ini secepat mungkin," papar Yazid.
Sementara, Wakil Rektor II, Sujianto mengaku pihaknya telah membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus dugaan pelecehan seksual dialami mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Fisip UNRI oleh oknum dekan.
Tim pencari fakta diakui diisi oleh orang-orang independen. "Akhirnya kami merespon dengan rapat maraton lagi. Kami membentuk tim mencari fakta. Allhamdulillah kami sudah bentuk dengan arahan pimpinan. Diketuai orang yang independen," katanya di hadapan ratusan mahasiswa FISIP, Jumat, 5 November 2021 sore.
Sujianto menjelaskan, dalam tim independen ini pihaknya tidak melibatkan pimpinan, senat, fakultas, bahkan mahasiswa. Di dalam tim ini adalah orang benar-benar indepeden. "Dan hari ini juga, SK-nya akan ditandatangani oleh rektor," katanya.
Lebih lanjut ia katakan, tim akan melakukan investigasi mulai Senin, 8 November mendatang guna menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. "Kami menjamin keselamatan korban secara akademik dan tidak akan ada yang melakukan intimidasi dan kriminalisasi," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Sujianto berjanji, pihaknya akan mengambil tindakan sesuai Permen 30 Tahun 2021. "Itu yang akan jadi pegangan kita. Tidak akan ada yang bakal dihalang-halangi," pungkasnya.