RIAUONLINE, PEKANBARU - Jumlah vaksin yang terbatas menjadi kendala program percepatan vaksinasi Covid-19 di Riau. dampaknya, banyak warga sudah ikut vaksin tahap pertama tapi kesulitan mendapatkan vaksinasi kedua. Bahkan ada yang baru divaksin kedua setelah lebih dari dua bulan.
Hal itu terjadi karena sedikitnya pasokan vaksin ke Riau. Dinas Kesehatan menyatakan siap menjemput vaksin ke pusat bersama anggota DPRD Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengakui efektivitas vaksin Covid-19 berjarak lebih dari satu bulan akan turun.
"Memang sebaiknya jarak antara vaksin satu dan dua itu 28 hari. Kalau misalnya melebihi efektivitasnya turun," ujar Mimi, Kamis, 10 September 2021.
Lebih jauh Mimi mengatakan, setelah vaksinasi perdana antibodi Covid-19 akan terbentuk dalam tubuh, meski menurun ketika terlambat mendapatkan vaksin kedua, antibodi masih tetap ada. Selanjutnya, jika dilakukan vaksinasi kedua, anti bodi akan kembali meningkat.
"Sebenarnya kan kita juga ada anti body dalam tubuh. Ini kan bagaimana meningkatkan imunitas dalam tubuh. Kalau terlambat dia menurun, tapi kalau sudah vaksin kedua kan di-booster lagi dia," papar Mimi.
Terkait minimnya vaksin yang didistribusikan ke Riau ini, Mimi menyebut jatah vaksin memang sempat diutamakan ke provinsi-provinsi di Pulau Jawa, namun secara berkala sudah mulai dikirimkan ke Riau.
"Distribusi vaksin ini dialokasikan pusat ke 34 provinsi, tidak hanya Riau saja. Juni lalu memang diprioritaskan di Pulau Jawa karena lonjakan kasus pesat. Tapi sejak Agustus lalu mulai ada pendistribusian ke Riau setiap minggunya,"
Namun demikian, jumlah tersebut belum memenuhi target vaksinasi harian. Atas hal tersebut, Mimi mengatakan siap menjemput vaksin ke pusat bersama-sama anggota DPRD Riau.
"Memang belum mencukupi target harian kita, kita kan menargetkan 30.000 perhari. Kita akan bersama-sama (dengan DPRD Riau) ke pusat," tutup Mimi.