Pemprov Riau "Pasrah" Diberi Sinovac, Mimi: Moderna Kek, Pfizer, Sama Saja

vaksin8.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Pemerintah Provinsi Riau hingga saat ini sudah menggunakan vaksin Covid-19 jenis Sinovac dan AstraZeneca yang disuntikan kepada masyarakat.

 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan pendistribusian vaksin Covid-19 sudah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Kementerian Kesehatan RI.

 

Ia menegaskan apapun jenis vaksin yang diberikan oleh pusat sudah menjadi pilihan terbaik untuk masyarakat Riau. Mimi dengan tegas tidak ingin meminta keistimewaan khusus dalam permintaan vaksin Covid-19 tersebut.

 

"Alokasi vaksin ini kan yang menentukan adalah pusat. Moderna itu untuk tenaga kesehatan itu didistribusikan ke seluruh provinsi yang sedang dikonsepkan sampai saat ini. Apapun yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan, atau Pemerintah Pusat tentunya itu sudah merupakan sesuatu hal yang terbaik diberikan," kata Mimi, Kamis, 22 Juli 2021.

 

Dia menegaskan seandainya nanti Riau meminta perlakuan khusus maka daerah lain pun akan ikut, sehingga ia khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

 

"Kita menerima saja, kalau misalnya kita ada permintaan khususnya, berarti kan daerah lain nanti mau juga kan. Nah, akhirnya jadi apa yang sudah dialokasikan dan direncanakan oleh pusat jadi ini kan," ujarnya.

 

Mimi yakin apapun jenis vaksin yang disuntikan punya tujuan sama yaitu untuk meningkatkan kekebalan dalam tubuh.

 

"Jadi kita siap saja menerima apa pun, toh sama kan maksudnya tuh bagaimana memberikan kekebalan di dalam tubuh. Mau Moderna kek, Sinovac, Sinopharm, Pfizer sama," pungkasnya.

 

Seperti diketahui, program vaksinasi Covid-19 masih terus berjalan hingga hari ini. Tak hanya masyarakat usia 18 tahun ke atas, anak-anak usia 12-17 tahun juga sudah mulai divaksinasi.

 

Sampai saat ini, ada lima jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 


 

 

Lima vaksin tersebut yaitu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan yang terakhir Pfizer.

 

Lalu, seberapa besar sih efektivitas vaksin-vaksin tersebut ?

 

1. Sinovac

Vaksin COVID-19 yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah vaksin Sinovac. Vaksin besutan perusahaan China, Sinovac, ini telah mendapatkan EUA dari BPOM sejak 11 Januari 2021 lalu.

 

Berdasarkan pernyataan BPOM, efektivitas atau tingkat kemanjuran vaksin Corona ini terhadap virus Corona mencapai 65,3 persen.

 

2. AstraZeneca

Vaksin kedua yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM adalah vaksin AstraZeneca hasil pengembangan Oxford University, pada 9 Maret 2021.

 

Berdasarkan keterangan BPOM, efikasi vaksin AstraZeneca dengan dua dosis standar, terhitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua vaksin hingga pemantauan sekitar dua bulan menunjukkan efektivitas sebesar 62,1 persen.

 

3. Sinopharm

Vaksin Corona ketiga yang masuk ke Indonesia adalah vaksin Sinopharm, yang diproduksi perusahaan Bio-Institute Biological Product Co., asal Beijing. Ini menjadi vaksin besutan China kedua yang digunakan di Indonesia.

 

Berdasarkan keterangan BPOM, vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78 persen. Ini didapatkan dari hasil uji klinis fase III di Uni Emirat Arab yang melibatkan lebih dari 42.000 subjek.

 

EUA untuk vaksin Sinopharm ini telah diberikan sejak 30 April 2021 lalu. Dalam penjelasannya, BPOM menyebut imunogenitas setelah 14 hari pasca divaksin Sinopharm dosis kedua didapatkan cukup besar di usia dewasa, hingga mencapai 99,52 persen dan lansia 100 persen.

 

4. Moderna

 

Satu lagi vaksin Corona yang akan digunakan di Indonesia, yaitu vaksin Moderna yang dikembangkan dengan platform mRNA. Vaksin Moderna ini diketahui memiliki efikasi mencapai 94,1 persen untuk usia 18-65 tahun. Sedangkan pada usia di atas 65 tahun mencapai 86,4 persen.

 

Hasil tersebut diperoleh melalui pemantauan mulai dari hari ke-14 pasca pemberian vaksin dosis kedua.

 

"Secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade satu dan dua. Kejadian paling sering adalah nyeri, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers yang disiarkan daring pada Jumat (2/7/2021).

 

5. Pfizer

 

BPOM kembali memberikan EUA pada vaksin Corona yaitu Pfizer. Dalam pernyataannya, BPOM mengungkapkan efikasi vaksin buatan Amerika Serikat ini mencapai 95,5 hingga 100 persen.

 

"Efikasi pada usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada remaja 12-15 tahun adalah sebesar 100 persen," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers, Kamis (15/7/2021) dikutip dari detikhealth

 

Vaksin ini digunakan dengan indikasi pencegahan COVID-19 mulai usia 12 tahun ke atas. Ini diberikan secara injeksi dengan dua kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu.