Pengusaha Pusing Kerap Dipalak Preman Pekanbaru: Tak Dikasih Dikerjain

preman-pemalak.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Berbagai cara dilakukan orang untuk bisa mendapatkan uang. Namun cara-cara tak patut kerap dihalalkan oleh oknum tak bertanggung jawab atas kepentingan tersebut.

 

Satu aksi tidak bermoral yakni premanisme. Oknum kerap melakukan pemerasan, intimidasi, ancaman kekerasan hingga teror. Masyarakat menyebutnya dengan istilah "jatah preman".

 

Aksi premanisme di Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Tidak hanya di pusat, bahkan di daerah pun aksi premanisme merugikan dan meresahkan masyarakat.

 

Aksi premanisme ini beragam, mulai dari ancaman, pemalakan atau pungli kepada pedagang dan supir. Oknum minta proyek dan imbalan, merupakan contoh aksi premanisme yang mengancam ketertiban sosial.

 

Satu pelaku usaha yakni Mawar mengeluhkan adanya aksi-aksi premanisme. Ia mengaku merasa tidak aman dan nyaman berada di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.

 

Warga yang tinggal di Kecamatan Sail ini bercerita, dirinya punya satu usaha bisnis pakaian. Tokonya kerap jadi sasaran oknum yang mengutip pungutan liar.

 

"Mereka (oknum pungli) datang ke toko minta uang keamanan. Biasanya satu hingga dua bulan sekali," bebernya kepada riauonline.co.id.


 

 

 


Lanjutnya, oknum tersebut juga pernah meminta retribusi kebersihan ke rumahnya. Kala itu dirinya masih tinggal dekat toko di Kecamatan Tangkerang Utara.

 

"Iya, pernah itu ada yang ke rumah minta uang. Kayak preman, kadang maksa. Kalau tidak dikasih kita dikerjain. Padahal tak juga aman lingkungan dibuatnya" ujarnya.

 

Melni tak mengira, tokonya sempat jadi sasaran pembobolan maling. Mereka beraksi malam hari  ketika kawasan sepi.

 

"Pintu kaca toko dipecahkan, pernah juga kursi besi diambil, lampu teras hilang dan cctv dirusak. Ada juga toko di sebelah kena kerjain," terangnya.

 

Dirinya menilai, sudah ada oknum atau komplotan pencuri di kawasan tersebut. Mereka juga berani beraksi siang hari. Seperti mencuri handphone karyawan, mencopet hingga mencuri helm pelanggan.

 

Antropolog Indonesia, M Rawa El Amady mengatakan aksi premanisme sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang. Menurutnya, aksi premansime ialah ingin mendapatkan pendapatan secara mudah.

 

"Banyak sekali preman itu muncul, karena mereka malas bekerja, malas melakukan apapun, tapi mereka ingin mendapatkan penghasilan secara instan," tuturnya.

 

Lanjutnya, oknum kerap membawa embel-embel organisasi resmi tertentu atau tidak, seperti organisasi masyarakat kepemudaaan maupun tidak. Ia menyebut, aksi premanisme ini sebagai upaya menakut-nakuti masyarakat.

 

"Mereka menggunakan tangan preman untuk menakut-nakuti masyarakat. Nanti seolah-olah dia berperan ditengah masyarakat. Jadi, memang itu ada premanisme," pungkasnya.