Kasus Covid-19 Makin Tinggi, Harry: Pemerintah Slow Respons Bangun Komunikasi

Harry-Setiawan.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kasus aktif Covid-19 di Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan. Bahkan saat ini menembus angka dua ribu kasus. Ada penambahan ratusan kasus dalam sehari.

 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mendata, positivity rate juga cukup tinggi yakni mencapai 18,7 persen. Dari 83 kelurahan di Kota Pekanbaru, 44 kelurahan masuk dalam zona merah Covid-19.

 

Menanggapi hal tersebut, pengamat komunikasi, Harry Setiawan menilai bahwa pemerintah slowrespon dalam membangun jaringan komunikasi melibatkan stakeholder atau mitra-mitra media dan tentunya sosial media.

 

 

 

"Khususnya sosial media, pemerintah harus jeli melihat peluang-peluang jalur komunikasi direktif kepada personal yang terhubung pada kelompok-kelompok virtual," jelas dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi UIR kepada riauonline.co.id.

 

Menurutnya, pemerintah harus bisa menciptakan opinion leader melalui gerakan komunikasi melalui sosial media. 

 

"Hari ini kita kekurangan influencer sebagai masyarakat digital di Riau. Yaa, sosial media (sosmed) paling ampuh karena bersifat interaktif dan personal namun impactnya sangat luas dan bersifat massif," terangnya.

 

Dosen yang mengajar mata kuliah produksi media elektronik ini juga menilai, terkait kebijakan pemerintah untuk tetap meningkatkan roda ekonomi, namun masyarakat juga harus tetap sehat.

 

Menurutnya, dua hal tersebut bakal sulit menjadi sinkron. Apalagi kepentingan berbeda. "Namun kita harus jeli melihatnya sebagai regulasi yang dapat ditertibkan dengan mengedepankan edukasi, maka memungkinkan. Berhasil atau tidak, perlu dilakukan riset atau survei terkait kebijakan tersebut," jelasnya.


 

Sebagai dosen, dirinya juga tak menampik masih banyak aktivitas muda-mudi di luar ruangan. Mereka kerap berkumpul di kedai kopi atau tempat tongkrongan lainnya. Lemahnya disiplin protokol kesehatan menyebabkan sebaran Covid-19 kian meningkat.

 

"Perlu edukasi mendasar yang dilakukan segala pihak, khususnya lingkungan terdekat seperti keluarga. Komunikasi keluarga perlu ditingkatkan agar rumah menjadi sebaik-baiknya tempat berlindung," kata Harry.

 

Kemudian, terkait efektivitas pengetatan aktivitas mudik yang dilakukan pemerintah, ia mendukung kebijakan tersebut. Menurutnya, perlu dilakukan pengawalan ketat dalam pelaksanaannya.

 

"Efektif atau tidak tentunya belum sekarang dirasa dampaknya. Namun perlu dicermati dengan benar niat baik pemerintah untuk melindungi masyarakatnya," paparnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Provinsi Riau dr Indra Yovi menyebut, setengah kasus Covid-19 berada di Kota Pekanbaru. Salah satu pemicu tingginya kasus sebaran Covid-19 karena masih banyak aktivitas kerumunan yang tidak perlu.

 

"Setengah masalah di Riau ini ada di Kota Pekanbaru. Kalau tadi 585 kasus baru, berarti 250 kasus ada di Pekanbaru. Kalau ada 16 angka kematian, berarti setengahnya ada di Pekanbaru," kata dr Indra Yovi, Minggu, 2 Mei 2021, di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi.

 

 

 

 

Rumusnya gampang, sebut Yovi. Jika di Pekanbaru bisa beres, maka setengah masalah sudah selesai. Menurutnya, perlu kesadaran diri sendiri agar kasus tidak bertambah parah.

 

"Ini menjadi suatu hal yang sangat mengkhawatirkan buat kami semua. Terutama tenaga kesehatan di rumah sakit," paparnya.