Covid-19 "Menggila" di Pekanbaru, Ayat Cahyadi Bagi Tips Bebas dari Covid-19

Ayat-Cahyadi17.jpg
(Muthi Haura/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Kasus Covid-19 di Provinsi Riau semakin melejit. Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Riau, menjadi daerah yang paling banyak terdapat kasus  terkonfirmasi positif Covid-19. Sejauh ini, di Kota Pekanbaru, sudah 20.064 orang yang terinfeksi virus asal Wuhan ini. 

 

Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi mengungkapkan keprihatinan terkait terus naiknya kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru. Menurutnya, untuk saat ini, tidak ada cara lain selain menerapkan protokol kesehatan (prokes). 

 

 

"Cara ampuh itu prokes. Itu yang harus diingat oleh masyarakat. Kalau pemerintah sudah melakukan 3T. Tracing, Testing, Treatment, dan vaksin. Kami minta bantu masyarakat mari terapkan protokol kesehatan, karena gak ada cara lain," katanya kepada wartawan. 

 

Lebih lanjut, Ayat berujar, pandemi Covid-19 ini bukan hanya di Indonesia. Negara-negara maju juga terkena. Dirinya mencontohkan beberapa negara maju yang memiliki kemampuan medis yang sangat baik, tapi juga kena melawan Covid-19. 

 


"Turki dan Inggris yang memiliki kehebatan dalam dunia medis ikut 'ambruk' dihantam Covid-19.  Bahkan varian baru yang berbahaya kan dari Inggris, padahal Inggris inikan hebat. Makanya sekali lagi, taati protokol kesehatan dan jangan lupa bulan puasa, banyak doa. Kalau Allah udah cabut, selesai ini masalah Covid-19," jelasnya. 

 

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus tidak menampik masih banyak zona merah hingga kini. Ia mengingatkan agar masyarakat menghindari kerumunan.

 

Dirinya menyebut bahwa Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru setiap hari membubarkan potensi kerumunan. Mereka mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

 

"Mereka mengendalikan di lapangan pada malam hari untuk mencegah aktivitas kerumunan," tegasnya, Selasa 27 April 2021.

 

 

 

Menurutnya, selama Ramadan ini aktivitas di ruang publik dibatasi hingga pukul 22.00 WIB. Aparat gabungan bakal membubarkan kerumunan yang berpotensi jadi klaster penularan Covid-19.

 

Dirinya mengaku sebaran zona Covid-19 mengalami peningkatan pada pekan ini. Padahal pekan lalu hanya 28 kelurahan yang masuk zona merah. "Harus ada gerakan bersama dan vaksinasi," pungkasnya.