RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menabrak aturan-aturan pusat yang sekiranya memperlambat eksekusi program-program bersentuhan langsung dengan masyarakat, khususnya terkait penanganan banjir.
Pasalnya, Pemko Pekanbaru dinilai 'lelet' atasi banjir yang jadi permasalahan rutin setiap tahunnya.
"Pada satu sisi, kita lihat kurangnya keseriusan pemerintah mengatasi masalah banjir ini. Sungai, anak sungai, kan sudah jelas siapa penanggung jawabnya. Kita lihat kadang masih saling buang badan antara provinsi dan kota. Mereka sebenarnya sudah paham, cuma di lapangannya tidak terealisasi dengan baik," katanya, Kamis, 22 April 2021.
Adapun aturan dimaksud Azwendi adalah kebijakan Kemendagri yang belum lama ini mengeluarkan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).
SIPKD adalah aplikasi yang dibangun oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam rangka percepatan transfer data dan efisiensi dalam penghimpunan data keuangan daerah.
Akan tetapi, hingga hari ini pengaplikasiannya belum sempurna dan masih menemui banyak kendala. Sehingga, anggaran-anggaran yang sudah dialokasikan malah justru sulit direalisasikan.
"Selain itu juga mereka beralasan terkendala ketersediaan anggaran dan aturan yang baru. Kalau kita masih menunggu aturan baru itu, berharap petunjuk dari sana, saya kira kita di daerah tidak bisa jalan maksimal. Inikan aplikasi baru, kita juga belum bisa memahami dan aplikasinya juga belum bekerja dengan baik. Maka saya sarankan tabrak saja aturan-aturan yang dibuat Mendagri yang kita anggap menyulitkan kita," ujar Politisi Demokrat ini.
Diberikan sebelumnya, Ratusan rumah di Perumahan Pesona Harapan Indah, Jalan Cengkeh, Kecamatan Bukit Raya terendam banjir mencapai 1,5 meter.
Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru dini hari tadi mengakibatkan 130 rumah di Perumahan Pesona Harapan Indah terendam banjir dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter.
Kapolsek Bukit Raya, AKP Arry Prasetyo menjelaskan, sebanyak 88 kepala keluarga terdampak banjir terdiri dari 130 rumah.
“Ketinggian banjir antara 1 meter hingga 1,5 meter. Barang-barang milik warga banyak yang terendam banjir, saat ini tim masih melakukan pendataan,” ujarnya, Kamis, 22 April 2021.