Fathullah Tolak Premium Dihapuskan: Pikirkan Juga Masyarakat Tak Mampu

Aktivitas-SPBU.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru dikeluhkan pengendara roda dua dan roda empat. Akibatnya, para pengendara harus menggunakan BBM jenis Pertalite dan lainnya.

Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Fathullah  menyayangkan adanya kelangkaan BBM jenis premium di sejumlah SPBU. Dirinya tidak setuju apabila BBM jenis Premium dihapuskan dalam waktu dekat.

"Kita sebagai wakil rakyat sangat tidak setuju, karena premium ini kan masih subsidi. Subsidi ini masih dibutuhkan masyarakat. Apalagi ekonomi yang ke bawah ini sangat butuh subsidi, bukan semuanya masyarakat yang mampu. Jadi saya tidak setuju dengan peralihan premium ini," katanya.

Fathullah mengatakan, pemerintah perlu memikirkan kondisi masyarakat dalam keadaan ekonomi yang sedang terjepit karena dampak Pandemi Covid-19 ini. Bukannya malah menambah beban masyarakat dengan meniadakan Premium dan mengalihkannya ke BBM jenis Pertalite atau Pertamax.

"Kita pikirkan jugalah masyarakat yang susah-susah. Bukan semua masyarkat ini yang senang. Jadi perlu kita pikirkan ekonomi yang ke bawah. Pertamina juga jangan terlalu gegabah untuk mengalihkan Premium ke Pertalite atau Pertamax," jelasnya.

Politisi Partai Gerindra ini juga mengatakan, kelangkaan BBM juga pernah terjadi. Namun, kejadian tersebut tidak bisa menjadi alasan dibalik kelangkaan BBM jenis premium sekarang.

"Dulu juga pernah ada kelangkaan BBM, cuma kita panggil pihak Pertamina alasannya karena pembuatan jalan di Duri sampai Kandis. Sekarang tidak ada lagi alasannya karena jalan, sebab sekarang sudah ada jalan tol," ujarnya.


Kedepannya, pihaknya akan memanggil Pertamina untuk meminta keterangan terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di beberapa SPBU yang ada di Kota Pekanbaru. 

"Kita akan tanyakan masalah kelangkaan BBM ini apa. Kalau Premium dihapuskan kemudian dialihkan ke Pertalite atau Pertamax itu ya jangan untuk sekaranglah. Karena sekarang ekonomi masyarakat menderita sangat luar biasa," pungkasnya.