Pandemi Bikin Jumlah Warga Miskin di Pekanbaru Naik Lagi

warga-miskin2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Data jumlah warga miskin atau tidak mampu di Kota Pekanbaru mengalami adanya simpang siur. Kepala Dinas Sosial (Kadinsos), Mahyuddin mengatakan, berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), saat ini jumlah warga miskin yang ada di Kota Pekanbaru sebanyak 34 ribu jiwa.

Mahyuddin juga mengatakan, disetiap tahun jumlah warga miskin yang ada di Pekanbaru cenderung selalu berkurang, namun berdasarkan sensus penduduk yang terakhir kali angka kemiskinan di Pekanbaru kembali meningkat.

"Saat ini kita (Dinsos) tengah melakukan pendataan, untuk jumlah peningkatan kita belum mendapatkan informasi. Cuma ada peningkatan," katanya.

Menurut Mahyuddin, peningkatan jumlah warga miskin di Kota Pekanbaru salah satu penyebabnya adanya pandemi Covid-19 yang menyerang ekonomi warga. Apalagi pandemi Covid-19 ini sudah berlangsung selama setahun lebih.

Saat ini, pihaknya bersama seluruh lurah dan camat diminta untuk melakukan pendataan. Dari data lurah serta camat tersebut baru nantinya akan diketahui apakah benar adanya peningkatan atau tidak dan berapa jumlahnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin mengatakan, berdasarkan data dari BPS tercatat jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Riau pada periode September 2019 - September 2020 mengalami kenaikan.

Misfaruddin juga mengatakan jumlah penduduk miskin di Provinsi Riau pada September 2020 mencapai 491,22 ribu orang. Dibandingkan September 2019, jumlah penduduk miskin naik 7,30 ribu orang. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah penduduk miskin naik 7,83 ribu orang.


"Persentase penduduk miskin pada September 2020 tercatat sebesar 7,04 persen, naik 0,14 persen poin terhadap September 2019 dan naik 0,22 persen poin terhadap Maret 2020," ujarnya.

Lebih lanjut, berdasarkan daerah tempat tinggal, dijelaskan Misfaruddin, pada periode September 2019 - September 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebesar 8,6 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebesar 1,3 ribu orang.

"Secara persentase, kemiskinan di perkotaan naik dari 6,00 persen menjadi 6,39 persen. Sementara itu, persentase kemiskinan di perdesaan turun dari 7,51 persen menjadi 7,47 persen," pungkasnya.