Tak Semua Warga Riau Terima Vaksin Covid-19, Kenapa? Simak Alasannya!

vaksinasi3.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Indonesia memastikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk seluruh masyarakat, tanpa adanya persyaratan khusus. Presiden Jokowi bahkan menegaskan hal itu pada Rabu, 16 Desember 2020.

 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir menyampaikan bahwa untuk kriteria penerima vaksin yaitu tenaga kesehatan pertama kali. 

 

"Kemudian, peserta BPJS atau penerima bantuan iuran, masyarakat, tokoh agama, guru, TNI/Polri, Satpol PP, dan aparat hukum yang berkaitan dengan public service di masyarakat," kata Mimi, kepada RIAUONLINE, Rabu, 30 Desember 2020. 

 

Ia melanjutkan tentunya masyarakat yang berusia 18-59 tahun, dan vaksin ini gratis, karena Presiden sudah menyatakan gratis untuk semua masyarakat Indonesia.

 

"Mengenai fasilitas pelayanan kesehatan yang akan melaksanakan vaksin tersebut, yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan klinik yang ditunjuk oleh daerah setempat," pungkasnya. 

 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa vaksin Sinovac yang dilakukan uji klinis di Bandung rentang umur 18-59 tahun. 

 

“Hasil uji klinis vaksin yang dilakukan di Bandung untuk vaksin Sinovac, itu dilakukan untuk rentang usia 18 sampai 59 tahun," kata Budi Gunadi Sadikin, Selasa, 29 Desember 2020.

 

Menurutnya untuk vaksin yang bisa digunakan pada usia di atas 60 tahun membutuhkan waktu. 

 

"Tapi, vaksin ini yang diuji klinis di luar Bandung, seperti yang dilakukan di Turki, di Brazil itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia di atas 60 tahun,” ungkapnya.


 

Pihaknya sudah berbicara dengan BPOM untuk mengkoordinasikan hal tersebut, agar nanti  melengkapi datanya sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin.

 

Sementara itu, vaksin lain seperti Pfizer sudah mendapat emergency use authorization oleh MHRA London, FDA Amerika, dan oleh EMA Eropa, boleh diberikan di atas 60 tahun.

 

“Dan karena vaksinnya kita yang akan datang nanti ada empat jenis (dari empat perusahaan), otomatis keragaman itu akan ada. Itu sebabnya kalau kita lihat tadi tahapannya lansia kita taruh agak ke belakang. karena kita ingin memastikan bahwa semua secara saintifik terkait pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah feel comfortable,” jelasnya. 

 

Budi menegaskan, kemungkinan vaksin-vaksin dari perusahaan di luar Sinovac, seperti Novavax, AstraZeneca, atau Pfizer, akan tiba pada semester II/2021 atau paling cepat akhir Kuartal II/2021.

 

 

"Pemberian vaksin hanya akan dilakukan sesudah ada persetujuan dari BPOM," tegasnya.

 

Seperti yang diberikan sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan vaksin virus corona (Covid-19) hanya akan diberikan kepada mereka yang berusia 18-59 tahun.

"Kita tahu untuk produk Sinovac, CanSino, Sinopharm, vaksinasi hanya digunakan pada kelompok 18-59 tahun," kata Yuri dalam konferensi pers daring 'Update Kesiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia', Senin (19/10).

Yuri menjelaskan bahwa 3 kandidat vaksin itu hanya akan diberikan kepada kalangan usia 18-59 tahun karena sesuai dengan uji klinis yang dilakukan.

 Selama ini uji klinis tiga vaksin itu tidak melibatkan kelompok usia 0-17 tahun dan di atas 60 tahun.

Tiga vaksin itu juga tidak akan diberikan kepada mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Alasannya sama, yakni ketika uji klinis, orang dengan penyakit bawaan tidak dilibatkan.

"Dalam uji klinisnya disebut dalam kelompok itu tidak ada yang komorbid," kata Yuri.

Meski demikian, bukan berarti kelompok usia 0-17 tahun dan di atas 60 tahun serta pemilik penyakit komorbid jadi diabaikan. Kemenkes akan berupaya agar vaksin bisa dipakai semua kalangan.

"Kita belum akan vaksinasi di luar kelompok 18-59 tahun, tapi bukan berarti akan kita abaikan. Artinya seiring waktu akan kita tindaklanjuti," ucap Yuri seperti yang dilansir dari CNN.com

beberapa waktu lalu.