RIAU ONLINE, PEKANBARU - Yayasan Sebaya Lancang Kuning merupakan yayasan yang mewadahi penderita HIV/AIDS di Riau. Didirikan pada tahun 2005 oleh orang-orang juga berstatus positif HIV/AIDS.
“Kami adalah wadah untuk saling menguatkan hidup sebagai seorang dengan HIV/AIDS,” ucap Hertin Setyowati, pengelola Yayasan Sebaya Lancang Kuning pada Selasa, 1 Desember 2020 di acara ROLCAST.
Stigma masyarakat yang sangat buruk terhadap penderita HIV/AIDS membuat Yayasan Sebaya Lancang Kuning ingin mengedukasi kepada masyarakat bahwa penderita HIV/AIDS juga berhak mendapatkan perlakuan adil dan tidak dikucilkan.
Pasalnya tidak semua penderita HIV/AIDS tertular karena pergaulan yang bebas. Bisa saja karena ketidaksengajan.
Pada dasarnya HIV/AIDS bisa menular akibat cairan air mani, cairan vagina, darah dan air susu ibu.
“Anak yang terlahir dari seorang penderita HIV/AIDS beresiko tertular, tapi itukan tidak kehendak dia,” ucapnya.
Masih banyak yang berpikir HIV/AIDS dapat menular dengan mudah melalui air liur. Padahal, itu tidak benar.
“Seseorang bisa terlular HIV/AIDS melalui air liur dengan takaran setengah galon air liur baru bisa menularkan ke orang lain,” ungkapnya.
HIV/AIDS memang tidak bisa disembuhkan. Namun, saat ini sudah ada obatnya untuk mengurangi jumlah virus yang ada dalam tubuh. Obat tersebut harus sangat teratur dikonsumsi seumur hidup agar bisa hidup layaknya manusia pada umumnya.
Penderita HIV/AIDS butuh dukungan secara psikososial.
“Penderita HIV/AIDS jangan dikucilkan tetapi jangan pula dilebih-lebihkan perlakuannya, anggap dia ada seperti orang biasa,” ujarnya.
Hertin berpesan, jika sekiranya sudah melakukan tindakan beresiko agar segera melakukan tes identifikasi HIV/AIDS di puskesmas terdekat agar tidak terlambat mendapatkan penanganan. Tidak perlu khawatir agar disebarkan status sosialnya. Sebab sudah ada kode etik yang mengatur.