Tak Mau Menyerah walau Warga Doyan Buang Sampah ke Sungai

Komunitas-Sahabat-Sungai-Pekanbaru2.jpg
(Komunitas Sahabat Sungai Pekanbaru)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Komunitas Sahabat Sungai Pekanbaru yang peduli dengan keadaan sungai di Pekanbaru aktif melakukan aksi bersih-bersih dan memberikan edukasi kepada masyarakat.

Kegiatan rutin yang dilakukan adalah aksi bersih-bersih sungai setiap satu atau dua bulan sekali ke anak sungai yang ada di Pekanbaru.

 

“Kami pernah ke Sungai Senapelan, Sungai Sago dan Sungai Limau,” ungkap Annesa Fista Savitri, Pendiri komunitas Sahabat Sungai Pekanbaru.

Aksi bersih-bersih sungai ini biasanya dilakukan secara berkolaborasi dengan para relawan dan beberapa komunitas lainnya.

“Setelah aksi, kami mengadakan edukasi kepada anak-anak disekitar kawasan aksi,” kata Annesa.


Edukasi yang diberikan tentang pemahaman menjaga sungai yang ada disekitar lingkungan. Edukasi dilakukan dalam bentuk dongeng dan juga lomba menggambar.

Komunitas ini membuka kesempatan untuk umum jika ingin bergabung menjadi relawan. Sejauh ini Annesa sudah mengumpulkan 35 orang relawan dengan misi yang sama.

“Setiap kali mau aksi jika ada yang ingin ikut bergabung kami persilahkan, jadi tidak ada ketentuan khusus,” ucapnya.

Keuntungan jika bergabung dengan Sahabat Sungai Pekanbaru yaitu bisa mendapatkan pemahaman baru tentang sungai. Ilmu pengetahuan dan wawasan semakin terbuka luas dengan mengikuti kegiatan aksi dan edukasi.

“Kita juga akan dapat teman berjuang bersama untuk menjaga sungai,” kata Annesa.

Menurut Annesa, sungai-sungai di Pekanbaru banyak tercemar akibat limbah domestik dan limbah rumah tangga. Banyak yang menjadikan sungai sebagai tempat sampah.

“Saat aksi bersih-bersih sungai banyak anak-anak di sekitar lingkungan sungai yang mengaku orangtuanya membuang sampah ke sungai,” ungkapnya.

Dampak utama pencemaran sungai adalah banjir. Selain itu, ekosistem juga terganggu sehingga membuat populasi ikan menurun. Air sungai juga tampak kotor dan berbau tidak sedap.

“Kami pernah diskusi dengan nelayan, katanya tangkapan ikan di Sungai Siak sudah menurun,” ujarnya.

Annesa merasakan sulitnya mengubah perilaku masyarakat.

“Ada sungai yang sudah kami bersihkan, pas kami datang lagi ternyata keadaan sungai kotor lagi,” keluhnya