(istimewa)
Selasa, 6 Oktober 2020 12:14 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
Laporan: Sigit Eka Yunanda
RIAUONLINE, PEKANBARU - Mantan Gubernur Riau, Annas Maamun kembali melantangkan isu pembentukan Provinsi Riau Pesisir. Tidak tanggung-tanggung, ia menyebut dapat memekarkan Riau Pesisir dalam tiga bulan.
Pengamat politik Riau, Tito Handoko melihat hal ini hanya bentuk spontanitas Tuk Annas saja. Lebih jauh dari itu ia tidak melihat kemungkinan Riau Pesisir dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
"Pertama kita harus apresiasi semangat pak Annas pasca keluar dari Sukamiskin. Semangatnya harus kita tiru. Tapi, proses pemekaran suatu wilayah itu tentu tidak mudah. Dalam waktu tiga bulan membentuk Provinsi tentu tidak beralasan" ujar dosen Universitas Riau ini Senin, 6 Oktober 2020.
Baca Juga
Tito menjabarkan sejumlah faktor yang membuat Provinsi Riau pesisir masih hanya sekadar wacana.
Mulai dari moratorium pembahasan yang belum jelas kapan dicabut, pengambilan kebijakan hingga tingkat nasional, serta kepentingan politik lokal.
Lebih jauh dari itu ia juga menilai alasan-alasan pembentukan Riau Pesisir tidaklah lagi relevan,
"Faktor pembangunan dan ekonomi misalnya, Riau pesisir kan sudah baik, disana kan jalan tol sudah diresmikan presiden, begitu juga PADjya lebih baik dibanding kabupaten yang ada di Riau Daratan"
Ia justru melihat jika alasannya adalah desentralisasi kebijakan maka paling tepat justru dilakukan pemekaran di tungkat Kabupaten atau kota.
Atas hal ini ia menilai pembentukan Riau Pesisir ini hanya sebatas spontanitas Tuk Annas saja.
"Ya begitulah pak Annas, semangatnya menggebu-gebu. Itu kita suka, harus kita tiru. Tapi kan mungkin karena di dalam beliau kurang mengikuti perkembangan politik di luar. Pengetahuan tentang kondisi objektif, urgensi kebijakan, serta kepentingan politik lokal juga harus dimiliki," katanya.