Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU – Kasus penyebaran virus corona di Indonesia belum menunjukkan tanda penurunan. Hal ini memberikan dampak psikologis pada tenaga kesehatan bekerja di rumah sakit yang menangani pasien positif Covid-19. Banyak tenaga kesehatan mengalami stres kerja hingga depresi dan trauma.
Psikolog Klinis Yanwar Arief, menyatakan, stres kerja pada tenaga kesehatan disebabkan beban kerja meningkat dan ketakutan akan tertular. Stigma negatif dari masyarakat juga menyebabkan meningkatnya stres pada tenaga kesehatan.
“Stres dialami nakes memang meningkat seiring dengan pertambahan jumlah pasien Covid-19. Sebab nakes stres karena beban kerja jadi meningkat, ketakutan tertular, stigma negatif masyarkat sehingga dijauhi tetangga dan terakhir jauh dari keluarga,” jelas dosen di Universitas Islam Riau.
Stres akibat munculnya stigma dan stereotipe negatif terhadap tenaga kesehatan dan juga meningkatnya beban kerja terhadap fisik dapat menurunkan imunitas tubuh. Pemerintah dan instusi terkait kesehatan hendaknya memberikan pendampingan psikologis pada tenaga kesehatan.
Di Riau sendiri, belum ada permintaan pendampingan psikolog dari rumah sakit atau institusi untuk tenaga kesehatan.
“Untuk nasional, sudah ada pendampingan psikolog untuk tenaga kesehatan, tetapi di daerah, di Riau sendiri belum ada permintaannya,” kata Yanwar.
Dukungan pada tenaga kesehatan dapat mengurangi tingkat stres, trauma serta meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam pengelolahan stres.
Tenaga kesehatan mendapat dukungan selama masa stres akan terlihat dari bagaimana mereka mengatasi keadaan dan apakah mereka dapat pulih dari krisis itu sendiri.
“Dukungan yang bisa kita lakukan kepada nakes, disarankan untuk dapat mengurangi beban kerja dan manajemen waktu biar tidak berat, pemberian vitamin dan nutrisi yang cukup. Pemberian insentif dan pemenuhan kebutuhan keluarga ditinggal juga harus diperhatikan,” tutup Yanwar.