Pemko Pekanbaru Larang OTG Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Alasannya

Firdaus3.jpg
(Riau Online)

Laporan: Laras Olivia

RIAUONLINE, PEKANBARU - Temuan-temuan hasil tracing terus menambah kasus pasien positif Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) di Pekanbaru, Riau.

Hal ini menjadi pembahasan dalam rapat koordinasi persiapan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) dalam upaya penanganan Covid-19, Senin 7 September 2020.

Adapun kebijakan pemerintah selain PSBM, masyarakat yang positif Covid-19 berstatus OTG agar tidak lagi isolasi secara mandiri di rumah.

Walikota Pekanbaru, Dr Firdaus MT mengkhawatirkan, isolasi mandiri di rumah tidak bisa dikontrol soal penerapan disiplin protokol kesehatan.

"Hal itu tentu berefek pada penularan yang lebih besar. Tingkat pertumbuhannya menjadi tinggi," ujar Firdaus kepada Riau Online, Senin (7/9).


Rapat yang berlangsung di perkantoran Tenayan Raya ini membahas kebijakan pemerintah terhadap pemberian layanan kepada pasien Covid-19.

"Sebanyak 80 persen di Riau, pasien positif Covid-19 masih merupakan pasien tanpa gejala," ucap wali kota.

Firdaus katakan, pemerintah Povinsi Riau sudah membuat kebijakan bahwa setiap masyarakat yang positif Covid-19 dan OTG agar diisolasi di bawah pengawasan pemerintah daerah.

Pemerintah Kota Pekanbaru juga sudah menyiapkan rusunawa di Rejosari.

Akan disediakan sebanyak 360 tempat tidur di rusunawa Rejosari. "Sekarang sudah diisi beberapa orang," paparnya.

Hingga hari ini, ada lebih dari 250 OTG di tengah masyarakat yang lakukan isolasi mandiri.

Isolasi di bawah pengawasan pemerintah daerah lebih dikhususkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Alasannya, lebih pada penerapan protokol kesehatan.

"Bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas masih diberikan kelonggaran untuk isolasi di rumah. Sedangkan masyarakat menengah ke bawah, terutama di rumahnya tidak memungkinkan penerapan protokol kesehatan, maka wajib dilakukan perawatan di tempat isolasi yang biayanya ditanggung pemerintah," paparnya.

Firdaus menuturkan, nantinya juga akan membutuhkan dokter spesialis, analis dan juga perawat. Serta tim sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.