(Riau Online)
Sabtu, 5 September 2020 15:39 WIB
Editor: Joseph Ginting
(Riau Online)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Sejak 30 tahun lalu, tubuh kurus Yundha hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di atas kasurnya.
Bahkan saat menginginkan sesuatu, Yundha hanya bisa menggerakkan tangannya karena untuk berbicara pun sudah tak mampu.
Keadaan warga yang ditinggal di kawasan Jl. Adisucipto, Gg. Keluarga No. 63a RT 04 RW 02, Kel. Sidomulyo Timur, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Prov. Riau tersebut mulai disadari orang tuanya sejak Yundha berumur 3 tahun.
Tatkala anak-anak seusianya sudah bisa berjalan dan berlari, Yundha justru tak mampu berbuat apapun.
Dari situlah orangtuanya membawa Yundha ke dokter.
Dengan gejala-gejala yang ditunjukkan kondisi tubuhnya, dokter pun mendiagnosa jika penyakit yang diderita Yundha adalah polio.
Dari hari ke hari dengan usia yang terus bertambah, namun tubuh Yundha seolah tidak tumbuh dan tampak semakin mengecil.
Bahkan, pergelangan tangan dan kaki Yundha terlihat lesu dan terkulai kaku, hingga saat ini Yundha berusia 30 tahun.
Sejumlah dokter yang telah memeriksa kondisi Yundha menyebut, penyakit yang dideritanya merupakan bawaan dari lahir.
Baca Juga
Kemungkinan, penyakit tersebut disebabkan faktor kecelakaan kecil yang pernah dialami sang Ibu saat mengandung Yundha.
"Dulu ketika ibunya hamil sempat mengalami kecelakaan kecil. Beliau tersengat aliran listrik saat bekerja menjadi asisten rumah tangga. Saya juga tidak tahu apakah kejadian itu yg menyebabkan kondisi Yundha seperti ini," ucap Mustaam (65), Ayah yang telah merawat Yundha selama puluhan tahun.
Saat ini, Ibu tercintanya sudah tiada karena telah menghadap Yang Maha Kuasa sejak Yundha berusia 5 tahun.
Sang Ibu diketahui meninggal karena sakit maag kronis dan diabetes. Bahkan di akhir hayatnya, kaki Ibunya tampak menjadi lembek lantaran diabetes yang dideritanya.
Selepas Ibunya meninggal, Ayahlah yang setia merawat Yundha hingga kini.
Kondisinya pun serba kekurangan karena Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bengkel dengan penghasilan Rp 50 ribu per hari.
Namun, Ayahnya tetap berupaya memenuhi kebutuhan Yundha sehari-hari dari penghasilan tersebut.
Setiap harinya, sang Ayah harus membeli dan memenuhi kebutuhan Yundha yang bisa menghabiskan 3 buah pampers.
Belum lagi untuk membeli susu dan kebutuhan gizi bagi Yundha. Namun, sang Ayah tampak tetap tegar dan ikhlas dalam menjalani keadaan hidup bersama anaknya.
"Saat dilihat kondisi tempat Yundha dan Ayahnya tidur, rumah mereka hanya bengkel dengan dinding kayu-kayu alakadarnya, dan tidur dengan satu kasur berdua. Ketika hujan angin tak jarang air masuk hingga kasur tempat mereka tidur pun basah," terang Kepala Rumah Yatim Cabang Riau, Ramdan.
Melihat kondisi tersebut, Rumah Yatim Cabang Riau pun memberikan bantuan bagi Yundha dan sang Ayah melalui program "Peduli Sesama".
#pejuangkebaikan, Selain Yundha, masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Satu uluran tanganmu sangat berarti bagi mereka. Donasi terbaikmu bisa disalurkan melalui
Rekening Donasi :
BCA 220 139 8888
Mandiri 1720 000 384 125
An Yayasan Rumah Yatim Arrohman