RIAU ONLINE, PEKANBARU - Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) 1 Bukit Barisan, Mayjen TNI Irwansyah, mengapreasiasi inovasi dan terobosan dilakukan Polda Riau dalam penanganan dan pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan menciptakan sebuah aplikasi.
Aplikasi karya Polda Riau itu kemudian diberi nama Dashboard Lancang Kuning dan kini sudah dipakai secara resmi di 11 Polda seluruh Indonesia rawan Karhutla.
Pangdam I/BB Mayjen TNI Irwansyah menjelaskan, dengan aplikasi tersebut memudahkan prajurit dan pasukan di lapangan untuk mendeteksi secara dini, termasuk pergerakan personel dalam memadamkan Karhutla.
"Untuk ini, kita berterima kasih kepada Pak Kapolda (Riau), sudah buat aplikasi. Sehingga kita semua mudah monitor titik api setiap saat. Selain itu, juga mampu memonitor berapa personel dari titik api terdekat saat dikerahkan," ungkap Mayjen TNI Irwansyah, Sabtu 4 Juli 2020, di halaman Kantor Gubernur Riau, saat Gelar Pasukan.
Pangdam Mayjen TNI Irwansyah memerintahkan kepada semua personel maupun pasukan di lapangan, mengunduh dan memiliki aplikasi tersebut demi mengetahui karhutla maupun titik api yang ada.
Selain itu, dalam amanatnya, Pangdam Mayjen TNI Irwansyah mengatakan, ada 4 prioritas harus dilakukan dalam penanggulangan dan pemadaman Karhutla.
"Pertama, Prioritas pencegahan melalui patroli terpadu, deteksi dini dengan setiap hari terpantau dan termonitor," jelasnya.
Kedua, penataan ekosistem gambut oleh BRG, ketiga segera padamkan api, jangan menunggu membesar, serta keempat, pelaku pembakaran Karhutla harus ditindak tanpa kompromi.
"Upaya-upaya hukum harus betul-betul ditegakkan, tanpa pandang bulu, jangan sampai ada kolusi di bawah. Kita harus berupaya maksimal, jangan ada orang tak ada efek jeranya usai membakar lahan," tegasnya.
Pangdam mengatakan, jika personel dan pasukan di lapangan tidak merespon, bahkan mengabaikan informasi ada lahan terbakar satu jam saja, maka untuk memadamkan lahan terbakar tersebut membutuhkan waktu satu hari satu malam.
"Saya diskusi dengan Kapolda, satu jam tidak merespon, satu hari satu malam api baru bisa dipadamkan," katanya.
Deteksi dini inilah menjadi kekuatan dalam pemadaman Karhutla di Riau. Aplikasi Lancang Kuning ini, tuturnya, bertujuan membantu penanganan Karhutla secara efisien dan efektif. Ditambah lagi, sistem digunakan dalam aplikasi tersebut sudah tersistematis, terstruktur, dan efisien dengan menggunakan 4 satelit antara lain Tera, Noah, Aqua dan Lapan.
"Aplikasi ini memberikan informasi secara akurat deteksi titik koordinat titik api, kemudian lakukan verifikasi di lapangan, serta mudahkan petugas di lapangan (padamkan)," jelasnya.
Panglima juga mewanti-wanti, sebagus apapun aplikasi yang dibuat, tidak akan berjalan di lapangan jika tak ditindaklanjuti.
"Setelah deteksi dini, kita sampaikan informasi ke lapangan untuk diidentifikasi dimana dan berapa jumlah titik apinya. Kemudian, Segera koordinasi untuk eksekusi pemadamanam. Ini akan berjalan jika semua pihak saling bersinergi, Pemda, TNI, Polri, BNPB, perusahaan, dan unsur lainnya," pungkas Pangdam.
Sebelumnya, Selasa, 23 Juni 2020, Presiden Joko Widodo saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) Karhutla di Istana Merdeka, meminta setiap daerah memanfaatkan teknologi guna mencegah kebakaran hutan dan lahan biasa terjadi tiap musim kemarau.
Presiden Jokowi mencontohkan Polda Riau telah menciptakan sistem aplikasi guna memonitor dan mengawasi area rawan titik panas.
"Saya lihat di Polda Riau sangat bagus, memberikan sebuah contoh," kata Presiden Jokowi, kala itu.
Ia mengaku, sudah melihat langsung aplikasi Lancang Kuning karya Polda Riau itu. Sistem tersebut bisa menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail.
"Saya kira kalau seluruh wilayah yang rawan kebakaran bisa dibuat seperti itu, saya kira pengawasan akan lebih mudah," pintanya.
Presiden Joko Widodo memberikan empat arahan dalam pengendalian dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) saat Rapat Koordinasi Karhutla di Istana Negara.