Serma Rama Satu-satunya Prajurit Denpal I/4 Pekanbaru yang Bertugas ke Kongo

TNI-Perdamaian-Dunia-di-Kongo-Antara.jpg
(Antara)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Duka mendalam menggayuti Detasemen Peralatan I/4 Pekanbaru. Seorang prajuritnya, Serma Rama Wahyudi, gugur dalam tugas negara sebagai anggota Pasukan Perdamaian PBB di Kongo, Senin malam 22 Juni 2020.

Komandan Denpal I/4 Pekanbaru, Letkol Cpl Joto Wirotomo Marpaung membenarkan anggotanya, Serma Rama Wahyudi, gugur tertembak di Kongo.

"Benar, (Serma Rama) gugur tertembak di Kongo," jelas Dandenpal Letkol Cpl Joto Wirotomo Marpaung kepada RIAUONLINE, Rabu 24 Juni 2020.

Dandenpal I/4 Letkol Cpl Joto Wirotomo Marpaung menceritakan, Alm Serma Rama Wahyudi merupakan satu-satunya prajurit Denpal Pekanbaru yang berangkat sebagai anggota Pasukan Perdamaian PBB di Kongo.


Ia menceritakan, Serma Rama Wahyudi bergabung ke Detasemen Zeni Tempur 2/Prasada Sakti di Payakumbuh, Sumatera Barat, untuk persiapan berangkat ke Kongo, Desember 2019 silam.

Denzipur ini akhirnya diberangkatkan ke Kongo dan dilepas oleh Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI M Sabrar Fadhillah, Senin, 20 Januari 2020, di Batalyon Infanteri (Yonif) 133/Yudha Sakti, Kota Padang, Sumatera Barat. 

Pasukan Denzipur 2/PS Payakumbuh berangkat bergabung dengan Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni (Kizi) Kontingen Garuda (Konga) XX-Q Monusco (Mission de L’Organisation des Nations Unies pour la Stabilisation on Republique Democratique du Congo).

"Satgas Kompi Zeni (Kizi) Kontingen Garuda (Konga) XX-Q Monusco bertugas di Kongo sebagai penjaga perdamaian selama satu tahun. Mereka bertugas membangun instalansi fasilititas yang diminta pemerintah Kongo melalui PBB," kata Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI M Sabrar Fadhillah, kala itu.

Ia menekankan, agar pasukan ditugaskan ke Kongo bisa mengambil hati masyarakat di daerah tersebut. Sehingga pulang dengan membawa harum nama Indonesia.

"Pasukan kita berbeda dengan pasukan dari negara lain. Pasukan kita yang bertugas di Kongo harus bisa mengambil hati masyarakat, sehingga pasukan dari Indonesia dapat diterima dan mudah berbaur dengan masyarakat Kongo," tuturnya.