Komisi II DPRD Sharing Informasi dengan Dishub Batam Atasi Lonjakan Penumpang Kapal Roro

Komisi-II-DPRD-Bengkalis-kunker-ke-Dishub-Batam.jpg
(Riau online)

RIAU ONLINE, BATAM - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bengkalis, dipimpin Ketua Komisi II DPRD Bengkalis Ruby Handoko menggelar kunjungan kerja ke Dinas Perhubungan Kota Batam, Kamis, 5 Maret 2020.

Rombongan diterima Sekretaris Dishub Batam, Endi Fawzimar dan Kasi bidang kelautan Efrizon

Turut mendampingi Ruby Handoko, Anggota Komisi II di antaranya, H. Mawardi, Susianto SR, Laurensius Tampubolon, Ferry Situmeang, Erwan, dan Giyatno. Selanjutnya bersama melakukan rapat di ruang rapat Kantor Dishub Kota Batam.

Ketua Komisi II, Ruby Handoko memaparkan kunjungan ini terkai upaya pihaknya dalam memberikan pelayaan terbaik kepada masyarakat terhadap penyeberangan antara Pulau Bengkalis dan Sungai Selari.

 

Komisi II DPRD Sharing Informasi dengan Dishub Batam Atasi Lonjakan Penumpang Kapal Roro2

Ruby Handoko akrap disapa Akok inipun berkeinginan agar Dishub Batam sharing Informasi tentang  bagaimana Kota Batam mengatasi lonjakan penumpang kapal Roro penyeberangan di hari-hari besar, seperti ramadhan dan hari raya idul fitri.

"Pasalnya, di Bengkalis antrian kendaraan roda dua maupun roda empat melunjak di hari-hari besar, dan banyak yang mau datang ke Bengkalis terkendala karena antrian yang panjang, kami butuh solusi untuk mengatasi hal tersebut," disampaikan Akok saat sharing bersama Dishub Batam.


Permasalahan lain yang menjadi pembahasan sharing adalah masalah pelayanan yang sering dikeluhkan masyarakat dan harus dibenahi.

Kepada RIAUONLINE.CO.ID, Akok mengakui pihaknya telah menggelar hearing bersama Dishub Bengkalis dan Penggelola Kapal Roro, Selasa, 11 Febuari 2020 di ruang Banmus, Gedung DPRD Bengkalis.

Legislator dari Partai Golkar akrab disapa Akok ini mempertanyakan kepada pihak terkait kesiapan dalam menyambut hari besar nasional yang diprediksi terjadi lonjakan penumpang.

"Kita telah minta penjelasan kesiapannya seperti apa dalam menyambut hari seperti lebaran dan hari besar lainya," katanya

Menurut Akok, dinamika hari ini sering terjadi lonjakan penumpang sehingga kemacetan dan antri tidak terelakkan. Sehingga mensed masyarakat luar enggan datang ke bengkalis karena pelayanan juga tidak maksimal.

"Apalagi di Bengkalis ini, setiap tahunya ada tradisi sembahyang kubur oleh warga kita Thionghua. Mereka ada yang langsung sampaikan kepada saya dan mengeluhkan pelayanan roro, apalagi disaat ramai itu terjadi kemacetan panjang," ujarnya.

Akok berharap dengan dilakukan kunjungan kerja ke Kota Batam ini, bisa saling sharing pengalaman. Idealnya, penerapan sistim pelayanan penyeberangan di batam dapat pula diterapkan di Kabupaten Bengkalis.

"Sehingga tidak ada lagi keluhan keluhan masyarakat yang disampaikan kepada kita. Idealnya, kita semua ini kan pelayan masyarakat dan marilah kita mengoptimalkan kinerja untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," imbuhnya.

Disamping itu, pihaknya juga sudah memanggil pihak perusahaan untuk membahas hal ini dan perusahaan menyanggupi untuk melakukan pembenahan dalam kualitas pelayanan, apalagi ada wacana menaikkan harga tiket dan penggunaan e-ticketing yang tentunya harus dibarengi dengan meningkatnya kualitas pelayanan dari perusahaan.

Usai mendengarkan paparan Ketua Komisi II DPRD, langsung disambut oleh Sekdis Endi Fawzimar. Dia menjelaskan bahwa untuk menghadapi hari-hari besar seperti Ramadhan dan Hari Raya biasanya perusahaan-perusahan melakukan penambahan kapal supaya tidak terjadi antrian panjang.

Dan secara nasional selama 2 tahun berturut-turut, tambahnya. Batam menjadi yang tertinggi dalam hal arus lalu lintas penumpangnya.

"Mengantisipasi hal tersebut satu minggu pertama sebelum hari raya Walikota akan mengundang dinas terkait untuk melakukan rapat teknis menghadapi lonjakan penumpang. Dishub sendiri akan melakukan runcheck ke armada-armada kapal terkait kesiapan mereka terutama keselamatan," Ujar Afrison, Kasi bidang kelautan.

Tambahnya lagi, lonjakan penumpang bisa saja terjadi karena kurangnya kapasitas sandar pelabuhan walaupun telah ditambah armada kapal. (Adv)