Maimanah Umar Wafat, Riau Kehilangan Tokoh Pendidikan

Maimanah-Umar.jpg
(FACEBOOK/MAIMANAH UMAR)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dewan Pendidikan Provinsi Riau Dr Junaidi menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya salah seorang aktivis pendidikan asal provinsi Riau.

Aktivis tersebut ialah Maimanah Umar yang merupakan mantan anggota DPD RI empat periode.

Dikatakan rektor Universitas Lancang Kuning (UNILAK) ini, Riau kehilangan seorang tokoh yang sangat berkomitmen dalam memperjuangan Riau di tinggal nasional.

"Pengabdian beliau di DPD RI adalah perjuangan untuk Riau. Selain itu, beliau juga seorang tokoh yang sangat peduli dengan pendidikan," tuturnya, Selasa, 3 Desember 2019.

Bahkan, demi meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Riau, Maimanah kata Junaidi berhasil mendirikan yayasan dan sekolah yang hingga hari ini masih eksis di Pekanbaru.

Politisi sekaligus tokoh pendidikan Bumi Lancang Kuning, Dr Hj Maimanah Umar, MA, meninggal dunia saat berobat di sebuah rumah sakit di Melaka, Malaysian, Senin, 2 Desember 2019, sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Bagi warga Riau, Almarhumah lahir di Teratak Buluh, Kampar, 5 Mei 1937. Sedari muda, ia dan suaminya, Maridin Arbis, merupakan pasangan dosen serta politisi kawakan Riau.

Pasangan suami istri, Maridin Arbis dan Maimanah Umar merupakan dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) kini berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim.


Keduanya berstatus dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak di Yogyakarta sekitar awal media 1970-an. Uniknya, pada Pemilu 1977, Gubernur Riau ketika itu, Arifin Achmad meminta pasangan suami istri ini maju sebagai Calon Anggota Legislatif.

Jika Maridin Arbis maju sebagai anggota DPR RI, maka Maimanah Umar untuk DPRD Riau. Keduanya terpilih. Dalam berbagai kesempatan, Almarhumah Maimanah Umar sempat bercerita, ia dan suaminya diminta untuk maju.

"Saya sempat bertanya ke Pak Arifin Achmad, Gubernur Riau, ketika itu, Kenapa saya dan suami diminta maju? Pak Gubernur jawab, ini demi daerah. Alasan itulah menyentuh hati saya. Saya tersentuh. Akhirnya ya sudah, kami jadi calon Anggota DPR RI dan dan DPRD Riau dari Partai Golkar," kata Maimanah Umar.

Berawal dari permintaan tersebut, akhirnya pasangan suami istri ini menjadi politisi, selain dosen dan pendidik. Maridin Arbis jabat anggota DPR RI 1977-1982, sedangkan Maimanah Umar tak hanya satu periode di DPRD Riau, melainkan empat periode hingga 1998.

Era berganti, rezim berubah. Setiap PNS terjun ke dunia politik, diharuskan memilih, akhirnya Maimanah Umar memilih meneruskan sebagai dosen dan pegawai negeri di IAIN Suska hingga ia pensiun tahun 2003.

Setahun kemudian, 2004, Maimanah Umar mencoba peruntungan mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan Riau.

Ia terpilih. Tak hanya satu periode saja, melainkan tiga periode, 2004, 2009, dan 2014 sebelum akhirnya mengantarkan si bungsu, Misharti, sebagai senator Riau periode 2019-2024.

Bagi lulusan jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini modal sebagai dosen, tenaga pendidik serta aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan seperti Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Persatuan Wanita Departemen Agama (Perwanida) Provinsi Riau, dan Ketua Kelompok Kerja Tim Penggerak PKK Provinsi Riau, memuluskan ia di dunia politik.

Usai menjabat lima tahun sebagai anggota DPD RI, 2004-2009, Maimanah kembali mencalonkan diri sebagai Senator di Pemilu 2009. Ketika itu, ia minta pendapat suaminya, sang motivator, apakah ia boleh mencalonkan lagi atai tidak.

Sang suami, Maridin Arbis, ternyata tak melarang, bahkan menyetujui dan mendorong Maimanah Umar untuk mencalonkan lagi. "Saya salut, suami saya selalu mendorong saya berorganisasi," kenangnya.

Dukungan sang suami ini membawa hasil. Maimanah kembali terpilih. Namun, ia justru bersedih, jelang hari pelantikannya sebagai Senator Riau, Maridin Arbis meninggal dunia.

"Suami saya meninggal empat hari sebelum pelantikan," kata Maimanah dalam satu kesempatan.

Hingga akhir hayatnya, pendiri lembaga pendidikan Yayasan Masmur dan STAI Al Azhar ini masih memikirkan dunia pendidikan Riau. Selain mengantarkan putri bungsunya, Misharti sebagai Senator Riau, jauh sebelumnya, sang menantu, Seno Andri, juga sempat mengenyam kursi legislator di DPRD Kota Pekanbaru, sebelum Reformasi bergulir.