Dampak Investasi Masih Lemah, Masyarakat Hanya Jadi Buruh Kasar

jon-erizal.jpg
(Hasbullah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Anggota Komisi XI DPR RI Jon Erizal mengingatkan pemerintah tentang investasi yang saat ini belum memberikan dampak positif pada masyarakat setempat maupun pemerintah daerah.

"Investasi inikan banyak dari luar, baik luar negeri seperti Malaysia maupun dari luar daerah seperti Jakarta," kata Jon di kantor Bank Indonesia, Selasa, 26 November 2019.

Saat ini ujar Politisi PAN ini, kualitas investasi di Riau masih weak atau lemah. Di mana, masyarakat hanya dapat porsi sebagai buruh kasar saja disamping pemerintah juga mengharapkan pajak yang besar.

"Kitakan maunya investor happy, masyarakat setempat juga happy," tambahnya.

Kalau masyarakat hanya mendapatkan porsi sebagai buruh kasar seperti saat ini, Jon menilai tidak akan pernah bisa meningkatkan daya beli masyarakat.


Dicontohkan Jon, selama ini investasi di Riau hanya sekedar memberikan izin dan lahan kemudian ada porsi sebesar 10 persen lahan kepada masyarakat.

"Kedepannya jangan gitu. Kita punya potensi dan daerah, misalnya potensi tambang batubara di Indragiri Hulu ada 100 juta ton, Kita sharing saja, investor ada lima faktor, kita melalui BUMD punya lima faktor. Hasilnyakan bisa dibagi fifty-fifty," tuturnya.

Kalau tidak seperti ini dia menambahkan, investor akan semena-mena kepada masyarakat setempat dan berlagak seperti dewa karena mereka memiliki izin usaha.

"Makanya harus ada konsep baru, kalau tidak kita persiapkan, investasi akan lemah terus, investor akan jadi dewa. Mereka akan mencari keuntungan sebesar-besarnya disini," ulasnya.

Terkait rencana pemerintah pusat yang ingin memangkas birokrasi perizinan, Jon menilai hal tersebut harus didukung karena bagaimanapun investasi adalah hal yang penting namun harus tetap mengacu pada kualitas investasi.

"Kalau investasi seperti manufaktur, kalau bisa sehari siapkan izinnya, tapi kalau pertambangan tentu harus ada kajian mendalam," tutupnya.