Subhanallah, Anak Sapi Betina Berkaki Delapan Lahir di Kampus UIN Suska Riau

Anak-Sapi-Berkaki-Delapan.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Seekor induk sapi betina di Laboratorium Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (Fapertapet UIN Suska) Riau, melahirkan anak sapi berkaki delapan. 

 

Kelahiran anak sapi berjenis kelami betina dengan delapan kaki tersebut, merupakan kali pertama terjadi di Riau, termasuk di fakultas tersebut. 

 

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 24 Oktober 2019, di kandang sapi kampus Fapertapet, sapi masih berusia satu pekan itu memiliki delapan kaki. Perinciannya, empat kaki normal layaknya sapi lainnya, serta tiga kaki di bagian punggung dan satu kaki lainnya di ekornya.

 

Tiga kaki di punggung, tampak menggantung seperti dua kaki ukuran normal dan satu kaki ukuran kecil, sedangkan di bagian ekornya ada satu kaki ukuran normal.

 

Saat berjalan, sapi ini agak bergoyang dikarenakan kaki belakang kanannya lebih rendah beberapa cm dari kaki lainnya.

 



Tenaga medis veteriner Fapertapet UIN Suska, drh Wan Trides menjelaskan, bayi sapi ini lahir dengan proses normal. Untuk diagnosa awal Trides menduga ini adalah polimeria atau kelebihan organ.

 

"Nah, ini terjadi karena pada proses organogenesis di dalam kandungan. Secara klinis tidak ada keliatan, dia seperti sapi normal lainya, makannya juga normal. Kemudian juga dari segi kesehatan dia sehat," kata Trides, Kamis, 24 Oktober 2019.

 

Ia mengungkapkan, lahirnya sapi kaki delapan ini alami dan tidak ada rekayasa genetika sedikitpun. Memang menurutnya kejadian ini cukup langka terjadi di dunia peternakan dan baru sekali terjadi di kampus UIN Suska. 

 

Disinggung apa tindakan lanjut dari fakultas terhadap sapi ini, Trides menuturkan pihaknya masih menunggu tumbuh kembang sapi ini hingga tiga bulan ke depan.

 

"Tiga bulan kedepan kita masih lakukan pemantauan, jika ada kelainan akan kita lakukan tindakan berupa operasi," pungkasnya.

 

Lebih jauh, Trides juga akan melakukan USG dan ronses terhadap sapi ini untuk melihat bagaimana organ ganda dan melihat kemungkinan apakah tukang bayi bisa bersatu.

 

Sementara itu, penjaga sapi Sapriyon mengaku tidak melihat adanya perbedaan secara perilaku antara bayi sapi kaki delapan ini dengan bayi sapi lainnya.

 

"Tidak ada, sama saja. Ini kakinya agak lecet karena nyandar di sana," katanya sambil menunjuk bak kotoran sapi.