(yan)
Senin, 7 Oktober 2019 11:49 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
(yan)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Setelah dua pekan lebih Kota Pekanbaru tak lagi diselimuti asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Senin pagi hingga siang ini, 7 Oktober 2019, kembali ditutupi asap tipis putih.
Aroma gambut terbakar tercium kuat, terutama di kawasan padat penduduk Panam, Kecamatan Tampan, Tenayan Raya, serta beberapa kecamatan lainnya di Pekanbaru.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, terdeteksi 28 titik panas di Riau. Titik panas mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua, pukul 06.00 WIB hari ini.
Titik panas tersebut sebagian besar menyebar di Pelalawan sebanyak 7 titik dan Kampar 3 titik. Kedua wilayah itu secara geografis berdekatan dengan Kota Pekanbaru, selama ini selalu menimbulkan jerebu bagi ibukota Provinsi Riau itu.
Baca Juga
Akibatnya, BMKG mencatat jarak pandang di Kota Pekanbaru hanya sekitar 4 kilometer akibat kekaburan udara.
"Partikel uap air tercampur asap. Dilihat dari adanya titik panas terdeteksi di daerah Pekanbaru," kata Analis BMKG Pekanbaru, Mia Vadila.
Di Pekanbaru sendiri, BMKG mendeteksi dua titik panas. Selanjutnya di Bengkalis 4 titik, Rohil 2, Inhu 6, Inhil 2, serta Siak dan Kuansing masing-masing 1 titik panas.
Dari 28 titik panas, 12 di antaranya dipastikan merupakan titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen hingga 100 persen. Titik api menyebar di Kampar 2, Bengkalis 2, Pelalawan 3, Rohil 1 dan Indragiri Hulu 4.