RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keberangkatan Presiden Joko Widodo ke Jakarta usai dua hari lakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Riau, Senin-Selasa, 16-17 September 2019, meninggalkan luka dalam bagi rakyat Riau.
Pemicunya, sehari kemudian, Rabu, 18 September 2019, di Jakarta, Wiranto memutarbalikan fakta apa yang diderita oleh 6 juta rakyat Riau selama dua bulan terakhir hidup dengan menghirup udara tidak sehat, bahkan berbahaya.
“Kemarin ketika saya mengunjungi bersama Presiden, antara realitas dikabarkan dengan realitas yang ada itu sangat berbeda. Ternyata kemarin waktu kita di Riau, itu tidak separah diberitakan,” kata Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta.
Belum cukup, hari ini, Jumat, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan nyaris hal serupa disampaikan Wiranto.
Mantan Kepala Satuan Polisi Lalulintas (Kasat Lantas) Polresta Pekanbaru di akhir 1990-an dan awal 2000-an ini, menepis anggapan asap akibat karhutla di Riau mengkhawatirkan. Iqbal mengklaim asap di Riau tidak separah seperti yang diberitakan di media.
"Saya kebetulan baru kemarin kembali dari Riau, mendampingi Bapak Kapolri dan saya sengaja satu hari di sana. Situasi sebenarnya di Pekanbaru dan sekitarnya, setelah pukul 11.00-12.00 WIB semua clear, langit biru tampak. Artinya tidak seutuhnya benar apa disampaikan media," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 20 September 2019.
Bahkan, menurut Iqbal, kegiatan warga Pekanbaru normal dan banyak yang beraktivitas di luar ruangan. Hanya saja, Iqbal belum memantau daerah selain Pekanbaru.
"Seluruh masyarakat beraktivitas seperti biasa ya, yang sekolah, yang beribadah, berekonomi, bahkan sampai malam keluar di taman-taman banyak ramai. Jadi tidak seutuhnya benar bahwa asap itu sangat darurat di situ di Pekanbaru. Saya belum mengecek di daerah lain, ya," kata Iqbal, dilansir dari Kumparan.com.
Lalu, apakah itu benar adanya? Menanggapi dua pernyataan tak sesuai fakta tersebut, anggota Komisi III DPR RI 2004-2009 asal Riau, Hj Azlaini Agus, SH, MH mengatakan, pemerintah tak mau dipersalahkan atas kelalaian mereka mengakibatkan Karhutla dan asap tebal berbahaya ini terjadi.
"Keduanya, Wiranto dan Iqbal, sedang membuat pencitraan. Presiden, termasuk Wiranto dan lain-lain, berkunjung ke lokasi Karhutla di Riau, Senin dan Selasa pekan ini, tanpa memakai masker. Dengan begitu memberi kesan seakan-akan Karhutla dan asap tebal di Riau "tidak parah"," kata Hj Azlaini Agus kepada RIAUONLINE.CO.ID.
Mantan Wakil Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) ini menjelaskan, sehari setelah Jokowi pulang kembali ke Jakarta, keluarlah pernyataan Wiranto, disusul hari ini dengan statemen Kapolri.
Kedua pejabat negara itu sama-sama menyatakan, Karhutla di Riau tidak separah pemberitaan.
"Padahal, Malaysia yang menerima dampak asap kiriman saja (dari Indonesia), sudah meliburkan anak sekolah dan para pekerja baik pegawai kerajaan (Government Officials) maupun pegawai swasta (Corporate Officials) sejak kemarin, Kamis," jelasnya.
Kondisi separah ini, tuturnya, tidak terjadi di tahun 2015 lalu. Selama ini dampak asap tidak separah seperti terjadi saat ini. Dampak asap, jelasnya, lintas batas 2019 ini sangat parah dialami Malaysia dan juga Singapura.