Aherson: Banyak Kecelakaan Truk Besar, Perusahaan Harus Bangun Rel Kereta Api

ahernson-dewan-riau.jpg
(Tanjung)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Meski berada di penghujung masa kerjanya, ketua Fraksi Demokrat DPRD Riau, Aherson, tetap berharap agar Gubernur Riau Syamsuar bisa mewujudkan keinginan yang selama ini ia impikan.

Kepada Riau Online, Aherson mengatakan bahwa keinginannya ini timbul karena kasihan melihat masyarakat kecil Riau yang beraktivitas di jalanan raya harus berhadapan dengan maut.

Keinginannya ini ialah membangun rel kereta api untuk truk bertonase besar milik perusahaan di Riau yang setiap harinya selalu melintas di jalanan provinsi Riau, baik jalan kabupaten, provinsi hingga nasional.

"Mungkin kita cuma minta pak Syamsuar bisa mengumpulkan perusahaan di Riau ini dalam rangka berunding mencarikan solusi pemakaian jalan ini," kaya Aherson, Selasa, 27 Agustus 2019.

Selama ini, jelas anggota Banggar DPRD Riau ini, uang rakyat di APBD provinsi, kabupaten bahkan APBN selalu terkuras habis oleh biaya perawatan jalan yang luar biasa besarnya.

Untuk itu, Aherson meminta agar pemerintah bisa mengumpulkan seluruh perusahaan yang membawa bahan baku dengan truk bertonase besar guna mengkaji perencanaan pembangunan rel kereta api.


Dalam segi biaya, Aherson yakin perusahaan siap menggelontorkan dananya karena pembangunan rel kereta api sangat irit bagi mereka, meskipun mereka harus mengeluarkan biaya besar diawal tapi bisa dipakai untuk waktu yang lama

Sementara pemerintah, harus memudahkan perizinan tehadap perusahan yang ingin membangun rel kereta api, guna mengangkut bahan bakunya setiap hari.

"Kalau perusahaan ini tidak lagi memakai kendaraan bertonase besar, resiko masyarakat di lapangan sangat kecil, ini perlu dijajaki dan di follow up," jelasnya.

"Cobalah lihat berapa masyarakat yang menjadi korban akibat kecelakaan karena memang medan jalan sangat sempit dan banyak lobang," pungkasnya.

Wacana ini, sambung politisi asal Kuansing tersebut, bisa dimulai dengan Pemprov berkonsultasi dengan pihak kementerian kemudian mencari win-win solution bersama perusahaan.

Dicontohkan Aherson, dalam pembangunan rel kereta api, dinas PU bisa segera mengkaji DED pembangunan tersebut dan nantinya pembangunan dibebankan pada perusahan.

Kalau perusahaan masih keberatan, Pemprov bisa memakai jasa investor untuk membangun rel kereta api asalkan pembayaran bisa jelas dan tidak merugikan siapapun.

"Kalau di luar negeri itu, semua pembangunan bisa terkoneksi denga baik karena kolabarosi pemerintah dan swasta bisa bekerja dengan baik. Ini yang harus ditiru," tutupnya.

Untuk diketahui, wacana pembangunan rel kereta api ini sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh Aherson dan sudah ia sampaikan beberapa kali ke pemerintah semasa kepemimpinan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.