RIAUONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Munardo ternyata pernah menawarkan bantuan tambahan personel Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang melanda Riau.
Hal itu disampaikan Doni saat berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Meranti, 2 Agustus 2019 lalu. Kala itu, Doni tengah melaksanakan kunjungan kerja untuk melihat perkembangan pembangunan sekat kanal oleh Badan Restorasi Gambut.
Turut hadir dalam kegiatan itu Gubernur Riau, Syamsuar yang mendampingi langsung Doni.
Saat disinggung kemungkinan kembali mengirim Kostrad ke Riau pada awal 2019 lalu saat Pulau Rupat babak belur dihajar Karhutla, Doni mengatakan pemerintah pusat sangat siap untuk kembali melakukan hal yang sama.
"Kalau nanti Pak Gubernur mengatakan perlu tambahan dari luar, akan segera kita ajukan. Pada prinsipnya, Mabes TNI mendukung penuh seberapa besar permintaan dari tiap provinsi," kata Doni yang langsung menatap Syamsuar.
Meskipun begitu, Doni mengatakan dia sepenuhnya menyerahkan tugas dan kebijakan kepada Satgas Karhutla yang sampai saat ini berjuang, walau kelimpungan menghadapi Karhutla yang terus meluas dan berdampak dengan keberadaan kabut asap.
Belakangan, Satgas Karhutla Riau yang tongkat komando, untuk pertama kalinya digenggam langsung Gubernur Riau, Syamsuar seolah begitu percaya diri menangani Karhutla.
Gubernur Riau Syamsuar juga begitu percaya diri dengan menyampaikan bahwa kondisi kebakaran di Riau belum mengkhawatirkan, meski asap terus meluas dan tak terkendali.
Masih segar diingatan, diawal 2019 lalu Riau sudah pernah pasrah dilucuti Karhutla. Akibat kebakaran tanpa ampun itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung turun ke Riau, tepatnya Pulau Rupat.
Dia membawa serta 100 Prajurit Kostrad yang langsung memperkuat upaya pemadaman di salah satu satu pulau yang berada di bibir Selat Malaka yang menghanguskan lebih dari 1.000 hektare gambut itu.
Dampak masifnya kebakaran di Pulau Rupat, Kota Dumai yang secara geografis berbatasan langsung dengan pulau itu dilanda kabut asap. Siswa-siswi pun diliburkan dari aktivitas belajar mengajar di sekolah, akibat kondisi udara memburuk.
Dengan keberadaan Kostrad itu, tak dipungkiri Karhutla berhasil diatasi dengan cepat dan tidak sampai membuat malu muka pemerintah yang telah berjanji tak akan lagi mengekspor asap. (**)