Kriminolog: Polisi Harus Pelajari Pola Jaringan Narkoba Internasional di Riau

narkoba-dalam-plastik.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Provinsi Riau merupakan wilayah yang cukup diperhitungkan di Dunia khususnya Asia Tenggara karena letak geografisnya bisa dimasuki berbagai jalur transportasi.

Kondisi ini membuat perekenomian di provinsi Riau cukup kondusif sehingga menjadi tempat daya tarik tersendiri terutama bagi kaum pencari kerja sehingga terlihat mobilitas penduduk cukup tinggi antara satu dengan lainnya.

Namun disamping itu, ternyata seiring perkembangan zaman juga secara kasat mata hampir jelas terlihat bahwa jalur laut atau wilayah perairan menjadi "syurga" masuknya narkoba ke Provinsi Riau, seperti wilayah bengkalis dan sekitarnya.

Menanggapi hal tersebut, Pakar kriminologi Riau, Kasmanto Rinaldi, menilai kondisi ini sangat memprihatinkan meskipun belum tentu barang haram tersebut akan digunakan atau diperuntukkan untuk masyarakat Riau.

Riau menurutnya, hanya dijadikan sebagai pintu masuk narkoba sehingga sangat diperlukan adanya peningkatan upaya penanganan baik pencegahan masuknya maupun penanganan terhadap kelompok-kelompok yang memasukkan barang haram tersebut.

"Dari aspek teoritis, kejahatan narkoba merupakan salah satu kejahatan yang mewajibkan modal yang besar terutama bagi bandarnya. Dengan kepemilikan modal yang besar, akan memudahkan mereka untuk menguasai market (pasar)," jelas dosen Universitas Islam Riau ini, Selasa, 16 Juli 2019.



Market di sini, sambung Kasmanto, dalam artian penyediaan barang untuk konsumen, operasional para kurir dan aktifitas lainnya. Selanjutnya, untuk mengantisipasi terendusnya aktifitas mereka, akan banyak cara yang mereka akan lakukan.

Antara lain, dengan teknik anonim yakni membuat situasi seakan-akan barang tersebut tidak ada pemiliknya atau layaknya barang yang tak berharga, meskipun perlu pendalaman memgenai modus ini.

Namun yang tak bisa dinafikan, adalah segala upaya akan mereka jalankan untuk menjalankan bisnis mereka. Oleh sebab itu, keberanian langkah untuk modus ini, pastilah mengharuskan mereka memiliki modal yang besar.

"Dalam kajian Kriminologi, no crime is perfect, tidak ada kejahatan yang sempurna dilakukan. Setiap aktifitas yang mereka lakukan pasti akan meninggalkan jejak atau petunjuk yang bisa dimaksimalkan oleh pihak kepolisian untuk pengungkapan kasusnya," jelasnya.

Makanya, tambahnya, kepolisian jangan berhenti pada pola 'permainan' para cukong narkoba, mereka harus jeli dan berupaya maksimal untuk menelusuri permainan ini menjadi lebih terang.

Dalam membuat kasus ini terang, pihak kepolisian harus memanfaatkan informasi sekecil apapun terutama dari pihak masyarakat. Dengan kemampuan dan keseriusan yang dimiliki pihak kepolisian Kasmanto sangat yakin kasus ini akan terungkap.

"Harapan kita kepada institusi yang berwenang, yakni kepolisian dan BNN harus semakin meningkatkan intensitas memutus dan mengungkap peredaran ini. Memang tidak dipungkiri dalam berbagai situasi tertentu, demi menghindari petugas pola meninggalkan barang merupakan alternatif yang bisa dilakukan," tuturnya.

Namun, lanjutnya, dalam konteks kejahatan narkoba yang sudah terorganisir kelompok mereka biasanya sudah punya inisial dan sandi tertentu secara internal mereka. Bisa jadi ini juga merupakan intrik para bandar untuk mengelabui petugas yang ada.

Kemudian, dukungan dan kepedulian pemerintah daerah berserta masyarakat terutama yang secara teritori berada di wilayah jalur laut dan pelabuhan perlu berkontribusi dalam memaksimalkan keberadaan pelabuhan dengan kelengkapan sarana dan prasarana, seperti keberadaan CCTV dan lain lain.

"Kelompok narkoba akan senantiasa memanfaatkan kelengahan dan kelemahan kita, jadi semakin kita lemah dan lalai menangani hal ini hampir dipastikan mereka akan terus berpesta," tutupnya.