Simulasi: Pemilu Serentak di Bengkalis Berakhir Ricuh

Simulasi.jpg
(Andrias)

Laporan: ANDRIAS

 

RIAUONLINE, BENGKALIS - Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 17 April 2019 di bengkalis dicederai dengan aksi anarkis.

Massa memprotes hasil pemungutan suara di Pemilu 2019 yang diselenggarakan oleh KPU Bengkalis. Aksi bakar ban dan saling dorong pun tak terhindarkan antara massa dengan aparat.

Dari pantauan RIAUONLINE. CO. ID, Senin 8 April 2019 hal itu dipicu oleh ketidak terimaan massa atas kekalahan salah satu pasangan yang mereka usung.

Massa berunjuk rasa dengan dijaga Puluhan Personil Polisi diperbantukan oleh TNI kemudian pecah kerusuhan. Terjadi lempar-lemparan dan sepertinya tidak dapat dikendalikan oleh anggota Polres Bengkalis.


"Negara kita negara hukum, jika saudara tidak terima dengan hasil ini, tolong laporkan. Kan ada kepolisian, " terang salah serang anggota polres bengkalis meredakan aksi masa kian brutal.

Massa seakan tidak mengubris imbauan tersebut kian beringas. TNI, Polri dan Satpol PP langsung mengitari massa sehingga situasi dapat diatasi dan massa berangsur mundur dan satu persatu membubarkan diri.

Kapolres Bengkalis, AKBP Yusup Rahmanto langsung turun memegang kendali ratusan personil Polisi anti huru-hara (PHH) dari satuan Sabhara beserta mengikut sertakan mobil water canonnya.

Tak berapa lama, PHH dari Polres Bengkalis langsung mengendalikan jalannya situasi sehingga massa yang terlanjur mundur diberikan pagar kawat agar tidak melakukan aksinya kembali.

Adegan tersebut merupakan bagian dari simulasi pengamanan pilkada untuk menandakan kesiapan Polres Bengkalis menghadapi pesta demokrasi 2019 ini.

Kapolres Bengkalis, AKBP Yusup Rahmanto menegaskan kepada anggota untuk dapat meminimalisir bila terjadi situasi seperti ini dan sudah tahu cara bertindak.

"Untuk di bengkalis, kita harap kan hal ini tidak terjadi. Menurut saya, tidak ada kendala yang signifikan ditemukan jelang pemilu sentak ini, terkecuali hal kecil hanya kendala faktor alam saja," kata Kapolres Bengkalis.