SMK di Pekanbaru Hanya Miliki 75 Siswa, Dewan Minta Evaluasi

Seragam-sekolah.jpg
(Republika)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Jhon Romi Sinaga mempertanyakan kesungguhan pihak Yayasan yang membawahi salah satu SMK di Pekanbaru.

Adapun SMK tersebut, jelas politisi yang kerap disapa JRS ini, terus mengalami penurunan angka jumlah peserta didik yang berefek pada mahalnya biaya SPP yang ditanggung para wali murid.

JRS mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut dan berharap sekolah maupun pihak yayasannya harus dievaluasi dalam melaksanakan operasional belajar mengajar.

"Kalau begitu, nantinya kebutuhan operasional sekolah akan berefek terhadap peserta didik yang akan dibebankan biaya, seperti SPP dan lainnya," ujarnya.


Politisi PDIP ini juga mengkhawatirkan kondisi ini bisa mempengaruhi kualitas peserta didik yang menempa ilmu disekolah tersebut, sebab minimnya pemasukan akan menyulitkan pihak sekolah menyediakan fasilitas pendidikan.

"Jangan karena hanya mengejar keuntungan bisnis akhirnya anak didik menjadi korban," tegasnya.

Lebih jauh, ia menyarankan agar Dinas Pendidikan bisa lebih selektif dalam menerbitkan izin-izin lembaga pendidikan agar dunia pendidikan di Kota Bertuah benar-benar berkualitas, dan juga anak didik yang dihasilkan berkualitas.

Untuk diketahui, SMK tersebut hanya memiliki jumlah siswa sebanyak 75 orang dari kelas 1 hingga kelas 3 SMK.

Dengan rincian, kelas 1 berjumlah 16 orang, kemudian kelas 2 berjumlah 3 kelas kejuruan masing-masing Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 10 orang, Usaha Perjalanan Wisata (UPW) 6 orang dan kelas Akuntasi 6 orang.

Dan untuk kelas 3, dengan rincian Akuntasi 15 orang, TKJ 11 orang UPW 6 orang.

Setiap murid yang menempa ilmu di sekolah tersebut dibebankan uang perbulannya sebesar Rp370 ribu rupiah, sementara gaji guru hanya Rp.1,4 juta dengan jumlah tenaga pengajar 14 orang.