RIAUONLINE, PEKANBARU - Melemahnya ekonomi di Indonesia akhir-akhir ini memang sangat dirasakan oleh sejumlah pihak, tak terkecuali masyarakat yang tinggal di sekitar pelabuhan.
Salah satunya pengelola pelabuhan di Tanjung Rhu, Abdul Aziz, dikatakan Aziz lesunya ekonomi sudah dirasakan pihaknya sejak tahun 2016 lalu dimana suplai barang semakin berkurang.
"Beginilah sekarang, untuk loading barang ini bisa memakan waktu 10 hari, karena kita kan menunggu penuh dulu, baru bisa berangkat," katanya, Kamis, 14 Maret 2019.
Dikatakan Aziz, biaya operasional keberangkatan kapal memakan biaya yang cukup besar sehingga apabila kapal belum penuh, maka keberangkatan kapal belum bisa dilakukan.
"Apalagi kalau mau ke Batam, kita harus siapkan bahan bakar solar untuk PP (Pulang Pergi), karena di Batam itu kan bensin mahal, minimal ada 200 drum solar yang harus kita siapkan," tuturnya.
Kalau muatan lagi sepi, lanjut Aziz, biasanya masyarakat sekitar sungai Siak akan mencari pekerjaan lain. "Biasanya gajinya per satu kapal, kalau sudah berangkat baru mereka dikasih honor," sambungnya.
Aziz menambahkan, sebelum tahun 2016 dimana ekonomi masih cukup kuat, pihaknya bisa memenuhkan kapal sehingga keberangkatan tidak mengalami penundaan.
"Dampak paling akhir ekonomi lesu ini kan di kami, dulu Jakarta Pekanbaru itu lancar, tapi sekarang sudah tersendat. Kalau di persentase kan pendapatan kami berkurang sekitar 50 persen," tutupnya.