Hingga Tahun 2018, Puskesmas di Pelalawan Ini Tak Punya Ambulans Air

Puskesmas-Kuala-Kampar.jpg
(ISTIMEWA)


RIAU ONLINE, PELALAWAN - Petugas kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan mengeluhkan ketiadaan speedboat ambulance sebagai transportasi air untuk melakukan rujuk terhadap pasien.

Pasalnya, hingga 2018 ini Puskesmas tersebut tak kunjung memiliki ambulans air. Padahal, transportasi air itu sangat dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kesehatan di daerah perairan itu.

Pasien yang membutuhkan tindakan medis yang serius biasanya akan dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

"Selama ini kami hanya bisa memakai speedboat kecamatan. Tentu tidak sesuai dan kurang memadai," kata Kepala Puskesmas Kuala Kampar, Yan Beni Ayusla, Rabu, 7 November 2018.

Menurut Yen Beni, speedboat milik pemerintah kecamatan memiliki kapasitas enam orang dan memang bagian interiornya diatur untuk kapal penumpang. Jika dioperasikan untuk merujuk pasien, terpaksa warga harus duduk layaknya penumpang.


Apabila harus terlentang, kasur pasien harus diatur dalam dek yang cukup sempit, belum lagi menempatkan tabung oksigen serta peralatan medis lainnya. Kondisi ini jauh dari prosedur kesehatan penanganan pasien dan sangat membebani.

"Kondisi seperti itu harus dijalani dalam jarak tempuh satu setengah jam di atas air. Belum lagi kalau gelombang tinggi. Lebih memprihatinkan lagi," terang Beni.

Jika Puskesmas Kuala kampar memilik ambulans air tentu penanganan rujuk terhadap warga yang sakit akan sesuai prosedur. Dimana ada tempat tidur yang representatif, ditambah peralatan medis seperti tabung oksigen hingga kotak P3K. Petugas medis serta pasien lebih nyaman meskipun ombak tinggi atau arus sungai deras.

Puskesmas harus merujuk pasien yang menderita penyakit kronis ataupun luka serius. Lantaran penanganan dan tindakan tak bisa sepenuhnya dilakukan Puskesmas di Pulau Mendol, sebutan akrab Kecamatan Kuala Kampar. Kondisi itu diperparah dengan ruang rawat inap yang hanya dua kamar dengan kapasitas empat pasien.

"Kalau ada warga yang mengidap penyakit menular akan semakin sulit. Karena nggak mungkin digabung satu kamar dengan pasien lain," tukasnya.

Pihaknya meminta perhatian khusus dari Pemda Pelalawan, Pemerintah Provinsi Riau, maupun pemerintah pusat. Karena keberadaan Kuala Kampar sebagai daerah terluar Pelalawan di wilayah perairan. (****)