LAPORAN: SIGIT EKA YUNANDA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tenang dan ramah, adalah 2 hal yang pertama kali terlintas saat RIAUONLINE.CO.ID bertemu sosok pemenang juara satu MTQ Nasional mewakili Riau dalam nomor Tilawah Qira’ah Remaja Fahrul Rozi di sela-sela kesibukannya menuntaskan amanah perkuliahan yang hanya tinggal menunggu Wisuda sebagai finalisasi pembelajarannya di jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Universitas Riau.
“Ilmu dunia dan ilmu agama harus seimbang dan melengkapi,” ujarnya ramah.
Dalam pertemuan singkat pada Senin, 15 Oktober 2018 itu, Putra tunggal pasangan Andi Rahman dan Hidayati ini membagikan pengalamannya dalam kejuaraan 2 tahunan ini sekaligus perjalanan hidup yang mengantarkannya menuju kejuaraan tersebut.
Prestasi yang diraih Fahrul Rozi adalah buah dari pendidikan dan perhatian orangtua serta kerja keras dan ketekunannya. Ia menyebutkan cinta Alquran dan memuliakan Alquran melalui lantunan Tilawah Qira’ah ini dimulai dari sang ibu yang juga seorang Qoriah. Keinginan ini juga didukung penuh oleh kedua orangtuanya dengan memanggil guru yaitu Ustadz Fathoni untuk mematangkan minatnya.
Selain itu, Fahrul juga memiliki kebiasaan untuk mengaji sebelum subuh yang sudah ia tekuni sejak duduk di bangku SMP. Ia menyebutkan waktu itu adalah waktu yang paling baik dalam membentuk karakter suara bagi seorang Qari’ah dan menjadi waktu yang tenang untuk membaca Alquran.
RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA
Prestasi yang diraihnya ini merupakan kerja keras dan kegigihan. Berbagai kejuaraan sudah ia ikuti yang memberikan banyak pengalaman berarti. Bahkan, untuk sampai ke MTQ tingkat nasional ini ia harus berjuang dari level terkecil mulai dari Kecamatan, Kota, Provinsi hingga akhirnya sampai pada MTQ Nasional dan memenangkan kejuaraan nasional pertamanya.
Dalam Nomor Tilawah Qira’ah ini ia harus menguasai bermacam bentuk Qira’ah para Imam yang bahkan tidak umum didengar di Indonesia bentuk Qira’ah-nya. Beruntung ia dan kontingen Tilawah MTQ Riau lain saling berbagi ilmu dan memberi masukan satu sama lain.
Sebab itu, ia tidak pernah merasa bahwa kemenangannya adalah prestasinya sendiri namun terjadi atas izin Allah, doa kedua orangtua, Ustadz serta berbagi ilmu yang bermanfaat sesama Qariah. Sepanjang obrolan singkat tersebut tak henti-henti ia menyebutkan kalimat Hamdalah sebagai ungkapan Syukur.
Kedepan, seusai menyelesaikan perkuliahannya Fahrul ingin fokus pada peningkatan budaya cinta Alquran dan berharap dapat bekerja dalam bidang yang sesuai dengan minatnya tersebut. Sehingga dapat menjadi sumber amal baginya.
Bahkan, ia sudah bertekad akan mendirikan Taman Baca Alquran demi meningkatkan Budaya Cinta Alquran serta Qariah-Qariah Riau yang dapat berprestasi ke depan.