RIAU ONLINE, DUMAI - Bukan dua atau tiga hari, sudah satu pekan lamanya Zulinawati, Sri Wahyuni dan Afridawati tak kenal lelah berjibaku memadamkan api yang melanda kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai sejak diketahui pada 13 Juli 2018.
Bersama empat rekan pria dibantu beberapa petugas dari Manggala Agni, TNI, Polri, Mitra Polhut, Masyarakat Peduli Api dan korporasi yang didominasi kaum pria, tiga srikandi ini berbaur menjadi satu dengan instansi demi satu tujuan, yaitu memadamkan api dalam kawasan hutan lindung.
Pengolah data TWA Sungai Dumai, Soebono, bahkan mengaku tak pernah merasa diberatkan oleh kehadiran tiga wanita dalam upaya memadamkan api pada saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi.
"Mereka (tiga pegawai wanita) diperbantukan untuk melakukan apa yang kami kerjakan selama melakukan pemadaman yang terjadi saat itu. Dengan adanya ibu-ibu ini saya terbantukan. Yang jelasnya, ada tambahan personel," tegasnya.
Pak Soebondo dan Kepala Resort TWA Sungai Dumai menceritakan asal mula malapetaka itu menimpa hutan lindung itu. Kedua penjaga hutan ini bergegas menuju lokasi kebakaran yang diketahui terjadi pada sore hari sebelum sang surya bersembunyi dari peraduannya.
Luasan yang terbakar juga tak banyak. Tak lebih dari satu hektare. Di sana lebih dahulu telah berkumpul personel TNI dan disusul oleh mereka serta diiringi petugas kepolisian. Kemudian berdatangan pula Masyarakat Peduli Api dan Manggala Agni.
Baca Juga: Miris, TWA Sungai Dumai Kritis Dirusak Tangan Manusia
Semuanya sepakat, pemadaman akan dilakukan pada keesokan harinya. Suasana mulai gelap. Serta jauh dari hiruk pikuk ramainya kendaraan roda empat dan dua. Yang ada hanya cahaya api dan suara ranting yang terbakar. Petugas ini pun kembali ke rumah untuk mengumpulkan tenaga pada keesokan harinya.
"Asal mulanya itu saya dengan kepala resort lakukan patroli. Di sana sudah ada Bintara pembina desa (Babinsa) nya. Karena sudah malam kami lakukan pemadaman pada Sabtunya (14 Juli 2018)," terangnya.
Suara kokok ayam jantan tidak terdengar lagi. Yang ada hanya aksi heroik dari Zulinawati, Sri Wahyuni dan Afridawati. Satu per satu ibu-ibu ini bergantian mengantre memegang erat moncong selang dari pompa pemadam kebakaran yang telah dipersiapkan.
Ujung selang dengan diameter selang mencapai 1.5 inci menjadi andalan mereka saat itu. Belum lagi harus memikul kerasnya tekanan air antara 7-10 bar. Tak ubahnya seperti yang dilakukan TNI, Polri dan petugas lainnya di lokasi pemadaman.
Hilir mudik dentuman suara dari helikopter water bombing yang tak jauh dari atas kepala mereka juga tak dipedulikan. Yang ada hanya satu dalam benak mereka, api dapat padam agar mereka bisa segera pulang dan kembali ke rumah. Namun nyatanya hingga malam tiba, api tidak juga dapat dikendalikan.
"Cuacanya ekstrem. Angin kencang dan suhu meningkat. Jadi, saat itu pemadaman belum tuntas. Kami sambung di hari Minggunya," ucapnya kembali.
Pemadaman di hari Minggu tuntas mereka lakukan. Zulinawati, Sri Wahyuni dan Afridawati beserta petugas lainnya pun pulang karena api dapat dijinakkan dan berhasil dipadamkan. Tinggal melakukan pendinginan dengan cara memuntahkan sebanyak-banyaknya air dalam kawasan gambut yang telah menjadi bara api.
Hutan gambut yang berisikan semak belukar dan beberapa batang pepohonan seolah-olah berterima kasih kepada petugas saat itu. Selesaikah aksi heroik dari tiga wanita tangguh ini?
Klik Juga: Yuk Kenali TWA Sungai Dumai, Lokasi Ibu-Ibu Padamkan Karhutla
"Pemadaman belum selesai. Kami turun lagi hari Seninnya. Apinya malah membesar," katanya melanjutkan.
Zulinawati, Sri Wahyuni dan Afridawati kembali diturunkan untuk kembali melakukan pemadaman api. Upaya serupa terus berulang terjadi hingga memasuki tanggal 27 Juli 2018, api akhirya bisa benar-benar padam berkat hujan yang membantu mengguyur lokasi karhutla.
"Di saat itulah kesan yang paling tidak bisa saya lupakan. Bersama-sama melakukan pemadaman api dengan rekan dari TNI, Polri, Manggala Agni dan petugas lainnya," kata Afridawati, yang merupakan satu-satunya Polhut wanita TWA Sungai Dumai.
"Nggak ada rasa takut. Justru saat itu kami saling menyemangati. Sepertinya senang saja ada kami perempuan diantara petugas laki-lakinya," sebut penata usaha dari TWA Sungai Dumai, Sri Wahyuni.
"Meskipun keseharian saya menata administrasi, tidak menutup kemungkinan terjun ke lapangan. Contohnya melakukan pemadaman. Kami membantu teman karena kebutuhan personel yang kurang. Meskipun saat itu wajah ini menghitam. Tidak masalah bagi saya. Saya mencintai pekerjaan ini," ucap petugas TWA Sungai Dumai berusia 50 tahun itu, Zulinawati.
Demi terciptanya kelestarian sumber daya alam hayati, keseimbangan ekosistem, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan ekosistem, spesies, sumberdaya genetik yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, organisasi yang memiliki satu pejabat setingkat eselon II, empat pejabat setingkat eselon III serta sembilan eselon IV tak segan-segan melibatkan pegawai wanitanya. Termasuk yang ada di Taman Wisata Alam (TWA) Sungai Dumai yang masuk dalam salah satu dari 17 kawasan konservasi yang dikelola oleh mereka.
Kepala BBKSDA Riau, Suharyono mengatakan bahwa keterlibatan pegawai wanita dalam menjaga kawasan hutan itu tidak hanya berada pada tingkatan paling bawah, namun di seluruh wilayahnya yang memiliki luasan sekitar 329.867 kilometer persegi dengan rincian daratan seluas 94.561 kilometer persegi dan perairan seluas 235.306 kilometer persegi itu.
"Pegawai wanita kami tidak hanya bekerja pada tingkatan tapak saja, tapi di seluruh pekerjaan. Tentunya sesuai tugas dan fungsi sampai kapasitas mereka," sebutnya.
Dari tingkatan bawah, seperti yang ada di TWA Sungai Dumai. Tiga dari tujuh petugasnya ialah wanita. Satu polisi hutan Indonesia dan dua lagi pegawai dengan tugas utama mengelola administrasi.
Sedangkan pada tingkatan yang lebih tinggi ada koordinator klinik hewan, drh. Rini. Ia bertanggung jawab 24 jam dalam evakuasi terhadap satwa serta mengatasi konflik antara satwa dan manusia.
Pria yang akrab disapa Haryono itu tak menepis dugaan bahwa keterlibatan pegawai wanita demi terciptanya keseimbangan ekosistem pada kawasan konservasi merupakan imbas dari minimnya jumlah pegawai mereka.
Di lain sisi, dengan dilibatkannya pegawai wanita, semangat pegawai laki-laki justru semakin tinggi. Menurutnya semangat itu muncul karena telah terjadi keharmonisan yang tidak mengenal kekurangan ataupun kelebihan selama berada di lapangan.
"Antara pegawai laki-laki dan perempuan saat berada di lapangan saling melengkapi, menyemangati sehingga kata-kata kelebihan ataupun kekurangan dari pegawai kami itu tidak ada. Semuanya sama," jelasnya.
Sehingga dengan melibatkan pegawai wanita upaya demi mencapai sasaran strategis, penerimaan devisa negara, penerimaan negara bukan pajak hasil dari pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi, satwa liar, tumbuhan alam, nilai indeks efektivitas pengelolaan kawasan konservasi diiringi dengan peningkatan populasi satwa liar terancam punah dapat segera terealisasi. Sebab, mereka menjadi penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan konservasi.
"Kami, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau menjadi penanggung jawab dan pelaksanaan dalam kegiatan konservasi sumber daya alam hayati," jelasnya.
Sementara itu, khusus untuk TWA Sungai Dumai petugas di sini selalu melaksanakan patroli rutin dengan melibatkan tujuh orang pegawainya. Mereka mengawasi sekitar 4.712.50 hektare kawasan TWA. Selain patroli rutin, catatan penting lainnya ialah dengan cara melakukan sosialisasi, pendataan sampai pemasangan papan peringatan pada daerah yang mereka anggap rawan kejahatan.
"Upaya pencegahan kita tentu melakukan patroli rutin selain dari sosialisasi yang juga kita gencarkan. Jika kedapatan sedang melakukan pengrusakan biasanya tahap awalnya kita lakukan pendekatan untuk tidak melakukan hal serupa. Selain itu mereka juga diberikan surat peringatan dengan harapan tidak lagi melakukan perbuatan melanggar hukum," tutup Kepala Resort TWA Sungai Dumai, Nurjaman.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id