Tingkatkan Pariwisata, Riau Disarankan Buat Museum Minyak

Seminar-Literasi-Pariwisata-dan-Strategi-Pengembangan-Kawasan-Pariwisata.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)


RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tokoh Nasional Pariwisata Digital Miftah Sabri menyarankan Riau untuk segera mencari 'DNA' destinasi wisata Riau yang akan dijadikan jualan kepada para wisatawan.

CEO Selasar.com ini menjelaskan apabila Riau sudah menemukan DNA tersebut, maka selanjutnya DNA ini harus direpetisi oleh masyarakat Riau sampai orang tertarik dengan Riau.

"Ini market untuk milineal, buat cerita yang menarik tentang Riau sehingga wisatawan larut dalam cerita tersebut, selanjutnya para wisatawan luar akan penasaran dengan Riau," ungkap Miftah dalam seminar Literasi Pariwisata dan Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Unggulan di Daerah, Rabu, 8 Agustus 2018.

Lebih lanjut, ia mencontohkan Solo, yang menjadikan pabrik gula peninggalan Belanda sebagai destinasi wisata yang cukup populer saat ini.


"Di Solo itu ada museum gula, ada foto-foto dan sejarah tentang gula di sana, jadi dalam berwisata wisatawan bisa menambah wawasan," katanya.

Baca Juga KEIN: Riau 4 Besar Terbaik Di Sumatera Sebagai Gerbang Gaet Wisatawan

Riau, sambung pria asal Dumai ini, bisa memanfaatkan branding 'daerah minyak' sebagai nilai jual kepada para wisatawan. Sebab, Riau sudah cukup dikenal sebagai daerah penghasil minyak.

"Minyak sudah lama dieksploitasi, harus dibuatkan museumnya, diberi penjelasan nanti tentang semua tentang perminyakan, jadi ada edukasi di sana," jelasnya.

Cara seperti ini, sebut Miftah, sudah dicoba diterapkan oleh Provinsi Sumatera Barat, tepatnya di Sawahlunto. Dimana pemerintah di sana membuat destinasi wisata dari sisi batubara.

"Sawahlunto tiba-tiba meledak wisatanya, karena sisa-sisa batubara mereka jadikan destinasi wisata. Masyarakat di sana meng-upload di media sosial, mereka share pengalamannya, dan ini membuat orang juga tertarik," tutupnya.