Mengenal Koopssusgab, Tim Antiteror Mematikan yang Kembali Dibangkitkan

Koopssusgab.jpg
(timesbanyuwangi.com)

RIAU ONLINE - Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI, pasukan yang dihidupkan kembali atas gagasan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk membantu Polri melawan Terorisme yang tengah marak terjadi di Indonesia.

Koopssusgab dinilai mampu menambah kekuatan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dalam menanggulangi teror. Koopssusgab sebenarnya sudah ada sejak 9 Juni 2015 atas inisiasi Moeldoko yang kala itu segera pensiun sebagai Panglima TNI pada 1 Agustur 2015.

Pasukan beranggotakan personel-personel terbaik dari tiga matra, Sat-81 Gultor Komando Pasukan Khusus TNI AD, Detasemen Jalamangka TNI AL dan Satbravo 90 Komando Pasukan Khas TNI AU. Anggota intinya hanya 60 orang, namun setiap elemen memiliki bagian pendukung sehingga total kekuatan 90 personel.

Akan tetappi pensiunnya Moeldoko seakan turut membekukan pasukan ini. Kini, atas instruksi Presiden Joko Widodo, pasukan Koopssusgab kembali dibangkitkan. Kendati mematikan, Koopssusgab tetap bekerja sama dengan Polri. Koopssusgab mengemban tugas utama membantu Densus 88.

"Justru yang tetap yang di depan adalah kepolisian, TNI memberi perkuatan. Dikolaborasikan dalam menangani sebuah persoalan yang sama. Intinya di situ," jelas Moeldoko seperti dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu, 26 Mei 2018.

Inilah tiga matra yang menjadi tulang punggung Koopssusgab

1. Denjaka

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), adalah kesatuan mematikan dari TNI AL pernah membuat Navy Seal AS gentar.

Denjaka dibentuk dengan anggota terdiri dari personel terbaik di satuan pasukan khusus TNI AL, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).

Sebenarnya, calon anggota Denjaka menjalani materi pendidikan antiteror dan antisabotase yang tak jauh berbeda pada unit-unit antiteror lainnya di TNI. Hanya saja, calon anggota Denjaka lebih kerap beroperasi di laut.


Tak hanya metode pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara (combat free fall), namun juga menekankan penguasaan metode bawah air (combaat diving) dan lintas atas air senyap. Baik dengan berenang (combat swimming) maupun memakai perahu karet.

Selain menguasai ilmu tempur, Denjaka juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus. Bahkan, sebelum melancarkan serangan, biasanya diajukan tim pendahulu sebagai negosiator dengan teroris.

2. Sat-81 Gultor

Sat-81 Penanggulangan Teror (Gultor) adalah salah satu bagian dari Kopassus TNI AD, yang berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa LB Moerdani, salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI saat itu.

Pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat Garuda Indonesia 206 di Woyla, Thailand pada 1981.

Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81 Gultor. Keduanya dikirim ke ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror.

Sat-81 Gultor diakui dunia. Daftar yang dirilis Thetoptens menyebutkan bahwa Sat-81 Gultor keluar sebagai pasukan antiteror terbaik di dunia. Berikut daftar lima besarnya.

(1) Gultor 81 – Komando Pasukan Khusus, Indonesia, (2) Special Air Service, Inggris, (3) DEVGRU (SEAL Team Six), Amerika Serikat, (4) Isreali Matkal / Shayetet 13, Israel, (5) United States 1st SFOD-D – Delta Force, Amerika Serikat.

Bahkan, Sat-81 Gultor dijuluki sekumpulan orang dari neraka yang berjalan di Bumi.

3. Satbravo-90

Jika dibandingkan Sat-81 Gultor maupun Denjaka, Satbravo-90 adalah pasukan elit termuda. Namun, kemampuannya tak bisa diremehkan.

Satbravo-90 berinduk ke Paskhas yang merupakan pasukan khusus TNI AU. Artinya, Satbravo-90 adalah pasukan elit dari pasukan khusus. Tak hanya menguasai penanganan antiteror, pasukan Satbravo-90 juga dibekali kemampuan terbaik dalam misi-misi udara.

Satbravo-90 memiliki hak spesial menggunakan semua pesawat TNI AU untuk misinya. Mulai dari pesawat pengangkut sampai jet-jet tercanggih TNI. Bahkan dalam prosesi latihannya, Satbravo-90 selalu memakai peluru sungguhan serta selalu dikondisikan seperti perang sungguhan.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id