Verifikasi 200 Ulama, Dewan: Hal yang Sia-Sia

Wakil-Ketua-Komisi-I-DPRD-Riau-Taufik-Arrahman.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

LAPORAN: HASBULLAH TANJUNG

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Salah seorang anggota DPRD Riau Taufik Arrahman menilai verifikasi 200 ulama yang dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim merupakan sesuatu yang sia-sia.

"Kegunaan diverifikasi sampai 200 ini apa? Apa dari 200 ini hanya mereka yang boleh didengar?" ungkap Politisi Gerindra ini, Rabu, 23 Mei 2018.

Dikatakan Taufik, saat ini masyarakat cenderung mendengarkan ceramah ulama tidak hanya secara langsung, namun juga sudah lewat teknologi, seperti media sosial.

"Kalau sekarang ini kan masyarakat mendengar ceramah lewat teknologi baik media sosial dan lainnya. Ditambah lagi masyarakat sudah cukup pintar dalam menyaring, jadi pemerintah tidak usah terlalu ikut campur, terlalu jauh ini saya rasa," ujarnya.



Mengenai adanya pendapat yang menyebutkan verifikasi 200 ulama ini akan memecah belah umat, Taufik tidak membantah sebab kemungkinan itu bisa saja terjadi.

"Tidak menutup kemungkinan begitu, setiap ulama ini kan memiliki pendengarnya masing-masing," tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi V DPRD Riau Aherson, juga mempertanyakan dasar Menteri Agama Lukman Hakim merilis 200 daftar mubalig yang saat ini sedang dihebohkan publik.

"Kalau alasannya dari ormas, ormas mana yang meminta? Tidak ada dasar hukumnya memverifikasi itu? Apa Permen (Peraturan Menteri) nya?," tegas Politisi Demokrat ini, Senin, 21 Mei 2018.

Politisi asal Kuansing ini juga menilai rilis 200 nama ini akan memecah umat, karena mengkotak-kotakkan ulama, sebab menurutnya masyarakat cukup pintar dalam memilih ulama yang akan di teladani.

"Ngapain pulak sampai Kemenag memverifikasi itu, mereka semua ajaran dan agamanya sama, 
Yang memakai ulama itu masyarakat. Bukan hanya Menag. Kalau sesuai dengan ajaran, tentu masyarakat masih memakai ulama itu," jelas Aherson.