Mahasiswa Unilak Peduli Pendidikan di Kampar Kiri Hulu

Unilak-peduli-pendidikan.jpg
(ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekumpulan mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) yang tergabung dalam kelompok Unilak peduli pendidikan mengadakan kegiatan sosial di Desa Batu Sasak, Dusun Sialang Harapan Kampar Kiri Hulu, awal Mei 2018 lalu.

Kegiatan yang didukung oleh Rektor Unilak, Hasnati dan Wakil Rektor 3 bidang Kemahasiswaan Eddy Asnawi berdedikasi untuk peningkatan kualitas dan pelayanan pendidikan, pada tahun ini fokus di sebuah Sekolah Dasar (SD) yang sedang dalam kondisi memprihatinkan.

Unilak Peduli Pendidikan kali ini bertujuan untuk membantu SD Marginal yang berlokasi di Dusun Sialang Harapan, Desa Batu Sasak, Kampar Kiri Hulu, Riau. Kondisi institusi pendidikan yang tidak layak. Demikian disampaikan Ketua Unilak Peduli Pendidikan Rio Arnaldy.

"Selama di sana tim mahasiswa Unilak menemukan bahwa SD Marginal memiliki tenaga pengajar yang berjumlah 1 orang, dan Desa Batu Sasak tidak memiliki listrik, pompa air, dan yang paling memprihatinkan, tiadanya jembatan penghubung antara Desa Batu Sasak dan Dusun Sialang Harapan sehingga anak-anak terpaksa berjalan kaki menyeberangi sungai yang deras apabila sedang dangkal, namun bila air sungai pasang maka mereka menggunakan rakit hanya demi mendapatkan ilmu dari satu guru yang bernama Rosel," ujar Rio.


Rio menambahkan, saat Maret lalu kelompoknya mengadakan penggalangan dana di seluruh fakultas Universitas Lancang Kuning, hasil penggalangan dana kemudian dikumpulkan dan disumbangkan untuk menolong anak-anak SD Marginal. Terdiri dari buku, tas, pakaian dan alat tulis yang diberikan kepada anak anak di sana, dan mereka senang mendapatkan bantuan.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur baik di Unilak maupun masyarakat yang telah ikut menyumbang," kata Rio.

Sementara itu Sekretaris Unilak Peduli Pendidikan, Laura Cindy Zhania, mengatakan, terdapat 10 relawan mahasiswa Unilak selama tiga hari, sejak 4- 6 Mei yang berangkat ke Desa Batu Sasak dengan tujuan untuk memberikan bantuan berupa buku dan meresmikan perpustakaan SD Marginal.

"Butuh waktu 8 jam ke lokasi, dan tidak ada lampu penerangan di sepanjang perjalanan. Kami harus mengelilingi bukit, melewati jalan di pinggir jurang yang dalam, melewati tengah-tengah hutan, jalan tanah kuning. Dan Alhamdulillah selama di sana tim selamat dan balik ke kampus dalam keadaan sehat," tutup Cindy.