Crew Leader Desa Tanjung Padang, Maulana Rizal selepas patroli melakukan pemantauan pembangunan dwiker atau jembatan di desanya, yang merupakan reward Program Desa Bebas Api dalam menjaga lahan bebas dari kebakaran.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PANGKALAN KERINCI - Mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) telah menjadi komitmen desa-desa di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Hal ini dibuktikan oleh Desa Tanjung Padang, Kecamatan Merbau dan Desa Putri Tasik Putri Puyu yang telah berhasil menjaga daerah mereka dari api.
Kepala Desa Tanjung Padang, Abu Sofian mengatakan sejak desa mereka tergabung dalam Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program (FFVP) yang diinisiasi oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) masyarakat menjadi lebih sadar untuk menjaga lahan mereka dan tidak membuka lahan dengan cara bakar. Sebab, setiap harinya perangkat desa, koordinator Desa Bebas Api di Desa, TNI, Polri melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk terus menjaga lahan dari api.
Tahun 2014, Abu menyebutkan jumlah lahan yang terbakar sekitar 2000 hektar dan tahun 2015 sekitar 500 hektar. Namun, tahun 2016 dan 2017 desa yang mempunyai 302 KK ini sama sekali tidak terbakar.
"Alhamdulillah, kami mendapatkan reward Rp 100 juta dalam bentuk pembuatan infrastruktur atas prestasi kami menjaga lahan tidak terbakar. Kami akan buat dwiker atau jembatan di desa kami," terang Abu
Ia apresiasi dengan program RAPP yang terus berkomitmen menjaga lingkungan supaya tidak terjadi Karhutla melalui program Desa Bebas Api ini. Program tersebut menurutnya tidak hanya sekedar program mencegah lahan tidak terbakar, namun juga untuk mengedukasi masyarakat.
"Sekarang masyarakat desa kami punya kesadaran cukup tinggi terkait karhutla. Mereka saling mengingatkan agar tidak membakar di lahan," terang nya.
Manajer Program Desa Bebas Api, Sailal Arimi mengatakan program ini diikuti oleh 18 desa dan nantinya beberapa desa yang telah berhasil menjaga lahannya tidak terbakar akan menjadi "Masyarakat Tangguh Api" dimana mereka akan mandiri dalam menjaga lahan.
"Kami menyadarkan masyarakat agar tidak membakar lahan,menyediakan alternatif pertanian dengan membantu membukakan alahan menggunakan apat pertanian, mensosialisasikan kepada masyarakat terkit bahaya membuka lahan dengan cara bakar dan pemantauan udara. Kami juga memberikan reward dalam bentuk infrastruktur bagi desa yang sikses menerapkan zero api sebesar Rp 100 juta. Sementara jika masih ada yang terbakar, sebanyak Rp 50 juta," terangnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Willem Rampangilei apresiasi dengan program ini. Pencegahan bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja, tetapi semua elemen masyarakat.
"Program desa bebas api ini dapat berkontribusi dalam menekan angka karhutla. Semoga program ini secara lokal dapat diperluas dan diadopsi di daerah-daerah di Indonesia dalam upaya pencegahan kebakaran," kata Willem.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id