RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekretaris Daerah provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi rupanya memiliki pengalaman berkesan di masa kecilnya dengan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).
Kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat 23 Maret 2018, ia pun berkisah saat berhadapan langsung dengan raja rimba yang kini tengah diburu tim BBKSDA Riau.
Pria kelahiran 27 September 1967 yang lahir di Indragiri Hilir ini mengatakan bahwa tak pernah terusik saat dirinya mengetahui kehadiran Harimau bahkan tersebut lalu lalang di pekarangan rumahnya.
"Jadi cerita sedikit ya, pas kelas 1 SD, itu biasa saja dengan kakek Bonita itu (Harimau). Kami gak pernah diganggu. Karena memang saat itu hutan masih luas," katanya di halaman kantor Gubernur Riau.
Hijazi menambahkan bahwa dirinya juga sudah terbiasa mendengarkan suara Harimau terutama aumannya terdengar pada malam hari. Bahkan keluarganya pun juga turut merasakan hal yang serupa dan tak pernah mempermasalahkan kehadiran binatang yang kini terancam punah itu.
"Bapak saya kan dulu pernah buat sekolah. Itu lewat saja dia (harimau). Kakek saya juga pernah saat pergi ke kebun sering jumpa harimau. Hanya dengan segini saja (mengayunkan parang) harimau sudah pergi," jelasnya.
Namun peristiwa itu berbeda yang kini dirasakan masyarakat Inhil. Dua warganya telah kehilangan nyawa akibat terkaman Bonita. Kabar terakhir, Warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan meminta Tim Rescue gabungan penyelamat Harimau Sumatera untuk tetap bekerja menangkap Bonita.
Hal ini disampaikan warga saat pertemuan bersama tim yang dilakukan di KPP PT THIP Desa Simpang Kanan, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Kamis, 22 Maret 2018. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id