RIAU ONLINE, PEKANBARU - Musim kemarau diprediksi akan melanda Riau pada Mei sampai Oktober 2018 mendatang. Hal ini membuat Badan Restorasi Gambut (BRG) harus bekerja ekstra keras.
Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan mengatakan pihaknya akan mengupayakan segala daya termasuk menganggarkan seluruh biaya dari total APBN yang mereka terima tahun 2018 ini.
"Yang jelas di Riau kita akan bekerja keras di musim kemarau nantinya yang diprediksi bulan Mei sampai Oktober," katanya di Coffe Toffe, Rabu, 28 Februari 2018.
Tambahnya, di musim kemarau itu BRG akan menggelontorkan dana total Rp49 miliar demi kepentingan pembasahan kembali, revegetasi sampai refitalisasi sumber mata pencarian masyarakat yang lebih dikenal dengan 3R melalui perwakilan mereka yang berada di daerah.
"Yang jelas kita akan pakai Rp 49 miliar yang akan disalurkan ke Tim Restorasi Daerah (TRD) melalui ekstra scalp scaling dari total target 140 ribu hektare. Sementara di tahun 2017 kita baru mengerjakan 30 ribu hektare. Itu karena TRD belum bekerja," jelasnya.
Selain itu, BRG juga menargetkan di enam Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) yang ada di Riau seperti Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, Inderagiri Hilir, Kampar hingga Bengkalis bekerja di 140 ribu hektare.
Sementara untuk penelitian, BRG telah menerima dana sebesar Rp30 miliar untuk dipergunakan di lokasi kerja prioritas mereka di seluruh Indonesia.
Untuk sekat kanal, tahun 2017 mereka telah mengerjakan sebanyak 315, 400 sumur bor dari total 24 KHG yang merupakan area interpensi mereka.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id