Di AJI, Begini Cerita Nazir Foead Soal Program BRG

BRG-di-AJI.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG), Nazir Foead berkunjung ke Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Jumat, 23 Februari 2018, dan bercerita banyak, salah satunya ialah tentang cita-cita yang nantinya akan mereka tempuh hingga akhir pekerjaan mereka di tahun 2020 mendatang termasuk program hingga isu-isu sosial yang akan banyak melibatkan masyarakat.

"Saya akan berbagi cerita tentang lika-liku gambut dari ekosistem, pemulihan dan narasi ke publik, program awareness, isu gambut dan isu sosial kedepan. Termasuk upaya kita dalam mengatasi serta mencarikan jalan keluar untuk masyarakat," katanya di Kantor Sekretariat AJI Pekanbaru, Jumat,24 Februari 2018.

Pria yang pernah menempuh pendidikan di Jerman iti mengatakan bahwa pihaknya akan membantu masyarakat yang terkena dampak dari buruknya pengelolaan gambut dengan cara akan turut membuka bengkel, pabrik hingga bangkitnya perekonomian pedesaan.

"Jadi, nanti kita akan seperti itu. Ada banyak tempat gambut yang merupakan daerah marjinal. Ini tugas pemerintah, bukan kerja BRG saja, ada Dinas PU, Dinas pertanian, banyak. Permasalah mereka akan kita hindarkan, kita carikan jalan keluar. Buka bengkel, pabrik, sampai perekonomian di sana masuk," jelasnya.

Baca Juga Dapat Laporan Karhutla, Nazir Foead Langsung Tinjau Lokasi Di Dumai

Caranya ialah dengan turut mengundang para investor. Untuk di Kalimantan, program ini sudah dilirik oleh salah satu investor besar yang bermain di pasaran internasional.



"Kalau kita akan hitung semua, jika di pedesaan ada nenasnya agar biaya tak membengkak harus dibangun pabriknya. Ini kita tugas kita mencarikannya. Untuk itu di sini membutuhkan manajemen, petaninya membentuk usaha baru dan manajemen efesien. Itu lagi yang kita bahas. Beberapa perusahaan sudah mulai tertarik. Karena di sini tidak ada dampak sosialnya. Saya takjub mereka sudah sampai berpikir ke sana," imbuhnya.

Selain itu, mereka juga tengah berpikir keras bagi para petani yang sudah terlanjur membuka lahan di gambut.

"Kita sudah bekerja sama dengan peneliti dari Jepang yang menciptakan pupuk untuk sawit yang memiliki treatment khusus yang berfungsi merangsang akar nafas. Pupuknya membuat sebagian akar naik ke atas. Jadi ketika permukaan air tinggi dia nggak mati. Kita juga sedang coba pada tanaman semusim lainnya. Ini berguna jika kanal ditutup untuk pembasahan gambut," tutupnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id