Tentang Sekuler, Insist: Pemikir Sekuleris Bukan Pancasilais

Diskusi-Islamisasi.jpg
(Hasbullah Tanjung)

LAPORAN: HASBULLAH TANJUNG

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pendiri Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations ( INSIST), Hamid Fahmy Zarkasyi, menilai paham sekulerisme adalah salah satu pemikiran yang cukup berbahaya dalam kehidupan manusia.

"Sekulerisme ini adalah paham yang memisahkan agama dari politik, sains, akhirat dan di dalam kehidupan, orang-orang sekuler tidak lagi menganggap adanya 'kesucian'," ujar Hamid, saat diwawancarai usai menjadi narasumber dalam diskusi Islamisasi Kampus bersama yayasan Abdurrab, Senin 15 Januari 2018.

Padahal, dilanjutkan Hamid, kesucian itu adalah sesuatu yang ada dan melekat dalam agama, sedangkan para pemikir sekuler menganggap agama tidak perlu disucikan dan dihormati.

"Makanya, mereka ( pemikir sekuler) berbicara soal Tuhan, Nabi dan kitab suci itu dengan pikiran sekuler mereka, ini yang saya rasa tidak pantas hidup di Indonesia, karena secara jelas sila pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa, kalau dia tidak menghormati asas ketuhanan, maka ia tidak pancasilais," jelasnya.


Untuk menanggulangi bahaya pemikiran sekulerisme, dikatakan Hamid dimulai dari memberi pemahaman tentang sekulerisme dan Islam kepada pelajar, agar pelajar tidak memahami islam secara sekuler.

"Islam itu adalah agama yang memikirkan akhirat dan dunia, Islam juga menyatukan ibadah ritual dan sosial, jadi, tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, kalau ada yang berpikir memisahkan Islam dari kehidupan, itu sangat bahaya," jelasnya.

Ditambahkan Hamid, pemikiran sekulerisme merupakan perlawanan dari Islamisasi, selain itu, sekulerisme tidak hanya membahayakan kehidupan tapi juga membahayakan cara berpikir.

"Jadi, target kita mengubah pemikiran anak-anak muda yang sekuler menjadi lebih islami," tutupnya.(2)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id