Disperindag akan Terus Sidak Usaha Kuliner di Pekanbaru yang Pakai Gas Melon

Tabung-Gas-3-Kg-Elpiji.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru akan mengevaluasi izin restoran dengan omzet diatas Rp1 juta perhari yang masih menggunakan gas elpiji bersubsidi alias gas melon.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan ‎langkah itu perlu diambil setelah pihaknya menemukan sejumlah restoran yang menggunakan elpiji yang diperuntukkan untuk masyarakat pra sejahtera tersebut.

"Kita akan surati dinas terkait agar izin usahanya dievaluasi," kata ‎ Irba, Selasa, 7 November 2017.

‎Menurut dia, langkah itu penting diambil mengingat masih banyak pengusaha restoran, rumah makan dan warung kopi dengan omzet besar masih melanggar larangan penggunaan elpiji bersubsidi.

Padahal, kata dia, pihaknya telah berkali-kali melakukan sosialisasi, imbauan hingga melayangkan surat yang tegas berisi tidak lagi menggunakan gas melon tersebut.

Irba mengatakan, setidaknya tedapat 35 pengusaha kuliner yang beromzet diatas Rp1 juta perhari di Kota Pekanbaru ditemukan menggunakan gas bersubsidi. Seluruh pengusaha kuliner tersebut sebelumnya juga telah diberikan teguran dan dilayangkan surat.

Namun, dari inspeksi mendadak yang dilakukan bersama Pertamina awal pekan ini, pihaknya masih menemukan pengusaha kuliner yang masih melanggar aturan. Salah satu rumah makan tersebut adalah Cak Rohim, yang menyediakan makanan khas jawa.

Dari sidak, ditemukan sedikitnya 23 tabung gas subsidi, padahal pada September warung itu telah didatangi dan diberikan peringatan.



Lebih jauh, dia memastikan kegiatan Sidak akan terus diintensifkan hingga beberapa hari ke depan, dengan target tidak ada lagi rumah makan omzet diatas Rp1 juta menggunakan gas subsidi.

Irba menuturkan saat ini sirkulasi gas elpiji bersubsidi di Kota Pekanbaru mencapai 22.000-23.000 per hari. Sebanyak 60 persen dari pengguna gas tersebut adalah mereka yang mengaku sebagai pengusaha mikro.

Namun, Irba mengatakan kepada pengusaha apabila omzet yang diraih telah meningkat hingga Rp1 juta per hari agar dapat segera beralih menggunakan gas non subsidi.

Hal senada disampaikan oleH Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau, Adi Bagus Haqqi mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas terkait akan terus melakukan kegiatan serupa guna meminimalis salah sasaran penggunaan elpiji bersubsidi.

"Kalau dari Pertamina tidak akan berhenti sampai disini. Posisi kita adalah sosliasasi, edukasi agar pengusaha dengan omzet diatas Rp1 juta tidak lagi menggunakan elpiji subsidi. Kalau sanksi dari teman-teman pemerintah," katanya.

Selama ini, masyarakat Kota Pekanbaru kerap mengeluhkan kelangkaan elpiji isi tiga kilogram dalam beberapa waktu terakhir. Disperindag Pekanbaru menilai kelangkaan itu disebabkan pengelola pangkalan nakal yang menjual gas elpiji ke warung-warung.

Warga pun terpaksa membeli ke pengecer yang menjualnya jauh diatas harga eceran tertinggi yakni Rp18.000 menjadi lebih dari Rp35 ribu hingga Rp 40 Ribu per tabung.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id