RIAU ONLINE, PEKANBARU - Untuk menghindari grey out, black out bahkan pingsan bagi setiap penerbang yang tengah bertugas, Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) terapkan trik jitu dan ampuh agar mereka senantiasa dapat memantau wilayah udara Indonesia sekaligus melaksanakan ibadah puasanya.
"Selama bulan Ramadan ini, kami tetap lakukan latihan rutin pesawat tempur Hawk 100/200 Skadron Udara 12, F-16 dari Skadron Udara 16, helikopter Super Puma yang tengah standby SAR dan helikopter Puma dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor," kata Kepela penerangan dan perpustakaan Lanud Rsn, Mayor (sus) Rizwar, Kamis, 15 Juni 2017.
Bentuk penerapannya ialah dengan melakukan perombakan di berbagai lini jam terbang dari yang normal, berpindah menyesuaikan selama Ramadan.
Baca Juga: TNI AU Kembali Gelar Latihan Rutin Khusus Malam Hari Selama 3 Hari
"Selama bulan puasa untuk para penerbang muslim akan terbang di bawah jam 10.00 WIB. Sedangkan bagi non muslim, akan dijadwalkan setelah jam 10.00 WIB," imbuhnya.
Selain mengganti jam terbangnya, Lanud Rsn juga turut memperhatikan iklim Riau yang saat ini tengah mengalami pancaroba dari panas ke musim penghujan.
"Selama bulan puasa ini juga kami briefing lebih awal. Nah setelah itu dilanjutkan kegiatan penerbangan sampai selesai. Untuk waktunya tergantung lagi dengan cuaca juga. Jika mendukung sekitar pukul 13-14.00 WIB akan selesai," katanya mantap.
Klik Juga: Warga Jangan Kaget, Ada Latihan Penerbang Pesawat Tempur Malam Ini
Kata-kata grey out dan black out merupakan istilah yang sudah tak asing lagi bagi para penerbang TNI-AU. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya kadar gula darah dalam tubuh dan terjadinya penurunan tekanan darah pembuluh arteri di dalam otak.
Rendahnya kadar gula ini menimbulkan rasa lemah, lelah, pening, mengantuk, jantung berdebar, kejang, pingsan, sampai kerusakan otak akibat lambatnya kerja otak disertai menurunnya daya pikir.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline